BOJONEGORO - Gerakan pangan murah yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKKP) Pemkab Bojonegoro, di Halaman Kantor Bakorwil setempat diserbu ribuan warga, Senin (26/02/2024).
Pantauan JTV di lokasi, warga yang didominasi emak-emak tersebut rela berdesak-desakan, meskipun di tengah teriknya panas matahari. Pada acara pangan murah ini disediakan sebanyak 3 ton beras murah stabilisasi pasokan dan harga (SPHP) kemasan 5 kilogram, yang dapat dibeli dengan harga 51 ribu rupiah.
Demi mendapatkan 5 kilogram beras tersebut, sejumlah wanita lanjut usia atau memiliki riwayat sakit, hampir pingsan karena berdesakan di tengah antrian warga. Tak hanya itu, sebagian warga bahkan hingga menangis dengan nafas tersendat-sendat, lantaran terjepit di antara kerumunan warga.
“Saya antri sudah berjam-jam. Tadi sempat desak-desakan sampai ada yang pingsan. Warga banyak yang ikut karena harganya murah,” ungkap Sri Mundiarti, salah satu warga.
Agar tidak menimbulkan kericuhan, pihak panitia menerjunkan polisi agar warga bisa tertib mengantri beras murah ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan, jika dalam 1 tahun akan melaksanakan gerakan pasar murah sebanyak 15 kali. Sedangkan kegiatan ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Purwosari.
“Kegiatan ini untuk menstabilkan harga pangan di pasaran. Kita jual beras dibawah harga pasaran. Selanjutnya akan kami gelar lagi di titik lain,” tegasnya kepada JTV.
Diketahui harga beras premium di Bojonegoro tembus di kisaran harga 17 hingga 18 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat warga mengeluh karena harga tersebut terus naik dalam beberapa pekan terakhir. (edo/rok)
Pantauan JTV di lokasi, warga yang didominasi emak-emak tersebut rela berdesak-desakan, meskipun di tengah teriknya panas matahari. Pada acara pangan murah ini disediakan sebanyak 3 ton beras murah stabilisasi pasokan dan harga (SPHP) kemasan 5 kilogram, yang dapat dibeli dengan harga 51 ribu rupiah.
Demi mendapatkan 5 kilogram beras tersebut, sejumlah wanita lanjut usia atau memiliki riwayat sakit, hampir pingsan karena berdesakan di tengah antrian warga. Tak hanya itu, sebagian warga bahkan hingga menangis dengan nafas tersendat-sendat, lantaran terjepit di antara kerumunan warga.
“Saya antri sudah berjam-jam. Tadi sempat desak-desakan sampai ada yang pingsan. Warga banyak yang ikut karena harganya murah,” ungkap Sri Mundiarti, salah satu warga.
Agar tidak menimbulkan kericuhan, pihak panitia menerjunkan polisi agar warga bisa tertib mengantri beras murah ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan, jika dalam 1 tahun akan melaksanakan gerakan pasar murah sebanyak 15 kali. Sedangkan kegiatan ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Purwosari.
“Kegiatan ini untuk menstabilkan harga pangan di pasaran. Kita jual beras dibawah harga pasaran. Selanjutnya akan kami gelar lagi di titik lain,” tegasnya kepada JTV.
Diketahui harga beras premium di Bojonegoro tembus di kisaran harga 17 hingga 18 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat warga mengeluh karena harga tersebut terus naik dalam beberapa pekan terakhir. (edo/rok)