TUBAN - Harga beras di Kabupaten Tuban terus mengalami kenaikan secara bertahap sejak dua pekan terakhir. Mahalnya harga beras dipicu minimnya suplai gabah dari para petani setempat akibat gagal panen.
Di pasaran, harga kualitas premium dijual dengan harga Rp16.500 per kilogram. Padahal sebelumnya, hanya kisaran Rp13.000 per kilogram. Bahkan saat ini, harga beras di tempat penggilingan padi sudah menembus harga Rp.14.500 per kilogram.
Kondisi tersebut salah satunya seperti terpantau di UD Sumber Rejeki, tempat penggilingan gabah di Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Rabu (21/02/2024) siang. Sulitnya mencari suplai gabah dari petani membuat harga gabah melonjak.
Banyaknya petani yang mengalami gagal panen membuat hasil produksi gabah menurun dan harganya pun mahal. Jika biasanya tempat penggilingan gabah mampu menggiling hingga 5 ton gabah dalam sehari, kini hanya mampu menggiling 3 ton saja.
“Penggilingan padi menurun hampir 50 persen karena tidak ada stok gabah dari petani. Soalnya petani banyak yang gagal panen,” jelas Kasmijah, pemilik tempat penggilingan padi setempat kepada JTV.
Sementara untuk harga gabah yang sebelumnya dijual Rp8.200 per kilogram, kini naik menjadi Rp8.400 per kilogram. Para pengusaha beras mengaku kesulitan mencari stok gabah dari petani sejak awal bulan Januari lalu.
“Beras mahal ya karena faktor itu, tidak ada stok gabah dari petani. Kalaupun ada harganya mahal,” Imbuh Kasmijah.
Diperkirakan, langkanya stok gabah akan berakhir pada awal bulan Maret saat para petani di Kabupaten Tuban melakukan panen raya. (dzi/rok)
Di pasaran, harga kualitas premium dijual dengan harga Rp16.500 per kilogram. Padahal sebelumnya, hanya kisaran Rp13.000 per kilogram. Bahkan saat ini, harga beras di tempat penggilingan padi sudah menembus harga Rp.14.500 per kilogram.
Kondisi tersebut salah satunya seperti terpantau di UD Sumber Rejeki, tempat penggilingan gabah di Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Rabu (21/02/2024) siang. Sulitnya mencari suplai gabah dari petani membuat harga gabah melonjak.
Banyaknya petani yang mengalami gagal panen membuat hasil produksi gabah menurun dan harganya pun mahal. Jika biasanya tempat penggilingan gabah mampu menggiling hingga 5 ton gabah dalam sehari, kini hanya mampu menggiling 3 ton saja.
“Penggilingan padi menurun hampir 50 persen karena tidak ada stok gabah dari petani. Soalnya petani banyak yang gagal panen,” jelas Kasmijah, pemilik tempat penggilingan padi setempat kepada JTV.
Sementara untuk harga gabah yang sebelumnya dijual Rp8.200 per kilogram, kini naik menjadi Rp8.400 per kilogram. Para pengusaha beras mengaku kesulitan mencari stok gabah dari petani sejak awal bulan Januari lalu.
“Beras mahal ya karena faktor itu, tidak ada stok gabah dari petani. Kalaupun ada harganya mahal,” Imbuh Kasmijah.
Diperkirakan, langkanya stok gabah akan berakhir pada awal bulan Maret saat para petani di Kabupaten Tuban melakukan panen raya. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News