NGAWI - Keberadaan Klenteng Sien Hien Kiong yang digunakan warga Tionghoa Ngawi untuk bersembahyang ternyata sudah ada sejak 1892. Tempat peribadatan tri dharma itu juga berpindah lokasi dari sebelumnya di Jalan Sultan Agung Sisi Utara, kini menempati bekas bangunan sekolah untuk tionghoa di Jalan Sultan Agung No 76 yang dibangun ulang tahun 1979.
Dalam momentum perayaan hari raya imlek tahun ini, digelar sejumlah kegiatan. Hari Prionggo (Lo Hau Leong), Pengurus Tempat Ibadah Sien Hien Kiong menjelaskan, keberadaan klenteng tersebut telah ada sejak tahun 1892.
Menurutnya, pada tahun 1978 lokasi klenteng terdampak pembangunan di kawasan tersebut sehingga dipindahkan. Setahun kemudian yakni pada tahun 1979 klenteng dipindahkan menempati sekolah yang memang dulu diperuntukkan bagi warga keturunan tionghoa.
“Di sekolah tersebut juga menjadi tempat perkumpulan warga keturunan tionghoa,” tegasnya saat ditemui JTV.
Lanjutnya, untuk total luas yang digunakan yakni 2.428 meter persegi. Jika dulu untuk jemaat yang bersembahyang di klenteng tersebut bisa mencapai 100 lebih dan saat ini masih sekitar 40an jemaat tionghoa yang bersembahyang.
Pada momentum memperingati hari raya imlek tahun baru 2575 kongzili ini, beberapa kegiatan juga dilakukan oleh warga etnis tionghoa Ngawi.
“Mulai senin lalu dilakukan bersih-bersih rupang atau patung dewa, dan tadi malam juga ada sembahyang bersama,” imbuh Hari Prionggo.
Hari Prionggo menambahkan, pada perayaan imlek tahun 2024 dengan shio naga kayu diharapkan menjadi momentum kekuatan, kehormatan, keberuntungan dan kesuksesan bagi seluruh warga. Diharapkan juga membawa peluang perubahan pada arah yang lebih baik. (ito/rok)
Dalam momentum perayaan hari raya imlek tahun ini, digelar sejumlah kegiatan. Hari Prionggo (Lo Hau Leong), Pengurus Tempat Ibadah Sien Hien Kiong menjelaskan, keberadaan klenteng tersebut telah ada sejak tahun 1892.
Menurutnya, pada tahun 1978 lokasi klenteng terdampak pembangunan di kawasan tersebut sehingga dipindahkan. Setahun kemudian yakni pada tahun 1979 klenteng dipindahkan menempati sekolah yang memang dulu diperuntukkan bagi warga keturunan tionghoa.
“Di sekolah tersebut juga menjadi tempat perkumpulan warga keturunan tionghoa,” tegasnya saat ditemui JTV.
Lanjutnya, untuk total luas yang digunakan yakni 2.428 meter persegi. Jika dulu untuk jemaat yang bersembahyang di klenteng tersebut bisa mencapai 100 lebih dan saat ini masih sekitar 40an jemaat tionghoa yang bersembahyang.
Pada momentum memperingati hari raya imlek tahun baru 2575 kongzili ini, beberapa kegiatan juga dilakukan oleh warga etnis tionghoa Ngawi.
“Mulai senin lalu dilakukan bersih-bersih rupang atau patung dewa, dan tadi malam juga ada sembahyang bersama,” imbuh Hari Prionggo.
Hari Prionggo menambahkan, pada perayaan imlek tahun 2024 dengan shio naga kayu diharapkan menjadi momentum kekuatan, kehormatan, keberuntungan dan kesuksesan bagi seluruh warga. Diharapkan juga membawa peluang perubahan pada arah yang lebih baik. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News