NGAWI - Sejumlah warga rela mengantri cukup lama di sejumlah kios untuk dapat membeli beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Saat ini banyak masyarakat yang beralih ke beras jenis tersebut mengingat harga beras semakin mahal di pasaran.
Diketahui, untuk harga beras dipasaran saat ini kualitas medium bisa mencapai Rp.15 ribu hingga Rp.16 ribu per kilogram. Sedangkan untuk premiun bisa mencapai Rp.18 ribu per kilogram.
Hal ini yang membuat masyarakat rela mengantri untuk membeli beras SPHP yang masih di harga Rp.10.900 per kilogram.
“Ini antri ikut beras mas. Soalnya harga di pasaran mahal. Disini lebih murah,” jelas Rinthang, salah satu warga kepada JTV.
Meski begitu, Pemkab Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memastikan jika stok beras masih cukup aman hingga satu bulan kedepan.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan (DKPP) Ngawi, Dwi Rahayu Puspitaningrum menjelaskan, stok beras saat ini masih ada sebanyak 10.250 ton.
“Jika melihat konsumsi masyarakat ngawi yang mencapai 2.000 ton setiap minggunya maka dipastikan masih aman hingga satu bulan kedepan,” tegasnya.
Stok tersebut berada di gudang penggilingan padi dan gudang bulog. Terlebih beberapa daerah saat ini juga mulai memasuki masa panen.
“Mahalnya harga beras dikarenakan tingginya harga gabah kering panen (gkp) yang mencapai Rp.8 ribu hingga Rp 8.200 per kilogramnya,” ungkap Dwi Rahayu.
Diketahui, sudah beberapa pekan terakhir harga beras mengalami kenaikan di pasaran. Masyarakat berharap adanya langkah kongkrit dalam stabilisaai harga bahan pangan pokok tersebut, terlebih menjelang momentum ramadan dan lebaran. (ito/rok)
Diketahui, untuk harga beras dipasaran saat ini kualitas medium bisa mencapai Rp.15 ribu hingga Rp.16 ribu per kilogram. Sedangkan untuk premiun bisa mencapai Rp.18 ribu per kilogram.
Hal ini yang membuat masyarakat rela mengantri untuk membeli beras SPHP yang masih di harga Rp.10.900 per kilogram.
“Ini antri ikut beras mas. Soalnya harga di pasaran mahal. Disini lebih murah,” jelas Rinthang, salah satu warga kepada JTV.
Meski begitu, Pemkab Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memastikan jika stok beras masih cukup aman hingga satu bulan kedepan.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan (DKPP) Ngawi, Dwi Rahayu Puspitaningrum menjelaskan, stok beras saat ini masih ada sebanyak 10.250 ton.
“Jika melihat konsumsi masyarakat ngawi yang mencapai 2.000 ton setiap minggunya maka dipastikan masih aman hingga satu bulan kedepan,” tegasnya.
Stok tersebut berada di gudang penggilingan padi dan gudang bulog. Terlebih beberapa daerah saat ini juga mulai memasuki masa panen.
“Mahalnya harga beras dikarenakan tingginya harga gabah kering panen (gkp) yang mencapai Rp.8 ribu hingga Rp 8.200 per kilogramnya,” ungkap Dwi Rahayu.
Diketahui, sudah beberapa pekan terakhir harga beras mengalami kenaikan di pasaran. Masyarakat berharap adanya langkah kongkrit dalam stabilisaai harga bahan pangan pokok tersebut, terlebih menjelang momentum ramadan dan lebaran. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News