NGAWI - Meski luas lahan panen menurun, namun produktivitas hasil panen padi di Kabupaten Ngawi meningkat. Jika dilihat selama Tahun 2022 lalu, luas lahan panen 128.586 hektar produksi padinya mencapai 755.939 ton.
Sedangkan tahun 2023 luas lahan panen turun menjadi 124.923 hektar produksi padinya justru naik menjadi 771.251 ton atau meningkat 15.312 ton.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, M. Hasab Zunairi menjelaskan terjadi peningkatan produksi padi pada Tahun 2023 lalu. Sedangkan pada tahun 2024 ini prediksi panen periode bulan Februari hingga April dari luas tanam sekitar 52 ribu hektar mampu memproduksi sebanyak 364 ribu ton.
“Dari produksi itu rata-rata dalam satu hektar mampu memproduksi padi sekitar 7 ton,” ungkapnya kepada JTV, Senin (04/03/2024).
M. Hasab Zunairi menambahkan, peningkatan produksi panen ini seiring dengan tingginya minat petani dalam memberlakukan sistem pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. “Serta upaya pendampingan melalui masing-masing kelompok tani,” tandasnya.
Sementara itu, untuk harga gabah kering panen (GKP) juga mulai turun, jika awal panen di bulan Februari kemarin terdapat harga yang tembus Rp.8 ribu bahkan sampai Rp.8.200 per kilogram. Kini menjadi dikisaran Rp.6.700 sampai Rp.7.200 per kilogram.
“Kondisi ini pastinya akan berpengaruh pada kondisi harga beras di pasaran,” pungkasnya. (ito/rok)
Sedangkan tahun 2023 luas lahan panen turun menjadi 124.923 hektar produksi padinya justru naik menjadi 771.251 ton atau meningkat 15.312 ton.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, M. Hasab Zunairi menjelaskan terjadi peningkatan produksi padi pada Tahun 2023 lalu. Sedangkan pada tahun 2024 ini prediksi panen periode bulan Februari hingga April dari luas tanam sekitar 52 ribu hektar mampu memproduksi sebanyak 364 ribu ton.
“Dari produksi itu rata-rata dalam satu hektar mampu memproduksi padi sekitar 7 ton,” ungkapnya kepada JTV, Senin (04/03/2024).
M. Hasab Zunairi menambahkan, peningkatan produksi panen ini seiring dengan tingginya minat petani dalam memberlakukan sistem pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. “Serta upaya pendampingan melalui masing-masing kelompok tani,” tandasnya.
Sementara itu, untuk harga gabah kering panen (GKP) juga mulai turun, jika awal panen di bulan Februari kemarin terdapat harga yang tembus Rp.8 ribu bahkan sampai Rp.8.200 per kilogram. Kini menjadi dikisaran Rp.6.700 sampai Rp.7.200 per kilogram.
“Kondisi ini pastinya akan berpengaruh pada kondisi harga beras di pasaran,” pungkasnya. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News