BOJONEGORO - Kunjungan kerja Kementerian Pertanian Andi Amran Sulaiman, Senin (18/03/2024) pagi di Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro disambut baik oleh Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto.
Kunjungan Menteri Pertanian tersebut dalam rangka meninjau pompanisasi dan memberikan bantuan benih padi dan jagung kepada para petani setempat. Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, juga bertemu secara langsung dengan para petani, untuk mendengarkan keluh kesah mereka selama ini, terutama masalah pupuk.
Dalam kesempatan ini, Mentan meminta agar gerakan pompanisasi di Kabupaten Bojonegoro dapat dilakukan secara maksimal, untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan persawahan para petani.
“Pompanisasi menjadi solusi cepat, mengingat saat ini tidak semua daerah di guyur hujan. Artinya masih ada daerah yang kering, akibat dilanda el nino dan kekeringan ekstrim berujung pada darurat pangan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Bojonegoro Adriyanto sangat mendukung penuh upaya dari Kementerian Pertanian dalam memaksimalkan pompanisasi pada lahan lahan kering di Jawa Timur.
Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menambahkan, jika Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah terbesar ketiga, penghasil produksi padi di Jawa Timur. Namun dibalik itu semua, ada tantangan yang harus dihadapi.
“Salah satunya saat musim hujan tiba, resiko banjir melanda dan saat musim kemarau tiba, bisa melanda hingga 8 bulan. Akan tetapi, Pemkab Bojonegoro akan berupaya menjaga produksi secara maksimal, dimana angka pada tahun 2023 produksi mencapai 705 ribu ton, kedepan produksi bisa lebih dari itu,” paparnya. (edo/rok)
Kunjungan Menteri Pertanian tersebut dalam rangka meninjau pompanisasi dan memberikan bantuan benih padi dan jagung kepada para petani setempat. Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, juga bertemu secara langsung dengan para petani, untuk mendengarkan keluh kesah mereka selama ini, terutama masalah pupuk.
Dalam kesempatan ini, Mentan meminta agar gerakan pompanisasi di Kabupaten Bojonegoro dapat dilakukan secara maksimal, untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan persawahan para petani.
“Pompanisasi menjadi solusi cepat, mengingat saat ini tidak semua daerah di guyur hujan. Artinya masih ada daerah yang kering, akibat dilanda el nino dan kekeringan ekstrim berujung pada darurat pangan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Bojonegoro Adriyanto sangat mendukung penuh upaya dari Kementerian Pertanian dalam memaksimalkan pompanisasi pada lahan lahan kering di Jawa Timur.
Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menambahkan, jika Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah terbesar ketiga, penghasil produksi padi di Jawa Timur. Namun dibalik itu semua, ada tantangan yang harus dihadapi.
“Salah satunya saat musim hujan tiba, resiko banjir melanda dan saat musim kemarau tiba, bisa melanda hingga 8 bulan. Akan tetapi, Pemkab Bojonegoro akan berupaya menjaga produksi secara maksimal, dimana angka pada tahun 2023 produksi mencapai 705 ribu ton, kedepan produksi bisa lebih dari itu,” paparnya. (edo/rok)
