NGAWI - Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengikuti panen raya padi, di Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jumat (19/04/2024). Dalam kesempatan ini, jenderal bintang dua tersebut mengatakan jika TNI telah bekerjasama dengan kementerian pertanian untuk menjaga ketahanan pangan, termasuk diantaranya peningkatan produktivitas padi.
Sehingga TNI akan melakukan back up penuh terhadap setiap kegiatan pertanian mulai dari distribusi pupuk, bibit hingga nanti pasca panen. Untuk itu diperlukan koordinasi dengan jajaran sekitar baik di tingkat provinsi maupun pemerintah daerah, termasuk bekerjasama dengan pihak kepolisian.
“Hal ini juga tindak lanjut perintah dari Kasad TNI AD dalam optimalisasi produktivitas hasil pertanian. Terlebih di wilayah Jawa Timur terdapat 498.088 hektar lahan persawahan dan baru sekitar 36.000 hektar yang mampu panen 3 kali setahun,” jelas Rafael.
“Ini karena banyak lahan persawahan tadah hujan sehingga baru bisa melakukan tanam dan panen satu kali dalam setahun saat musim penghujan. Maka diperlukan terobosan untuk persediaan irigasi persawahan agar mampu mencapai target luas lahan tersebut bisa 3 kali tanam atau panen setiap tahun,” lanjut Rafael.
Jenderal bintang dua ini juga mengingatkan pada bulan Mei mendatang akan ada ancaman atau fenomena El Nino Gorila. Yakni musim kemarau yang cukup panjang sehingga kebutuhan air untuk lahan pertanian menjadi prioritas.
Pangdam menegaskan jika ketahanan pangan harus menjadi prioritas dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
“Maka tidak boleh ada yang main-main, sehingga diperlukan pengawalan atau back up penuh baik dari TNI maupun polri. Pihaknya secara tegas akan memberikan sanksi yakni sesuai hukum yang berlaku jika ada yang main-main dalam distribusi pupuk atau bibit bagi petani,” tutupnya. (ito/rok)
Sehingga TNI akan melakukan back up penuh terhadap setiap kegiatan pertanian mulai dari distribusi pupuk, bibit hingga nanti pasca panen. Untuk itu diperlukan koordinasi dengan jajaran sekitar baik di tingkat provinsi maupun pemerintah daerah, termasuk bekerjasama dengan pihak kepolisian.
“Hal ini juga tindak lanjut perintah dari Kasad TNI AD dalam optimalisasi produktivitas hasil pertanian. Terlebih di wilayah Jawa Timur terdapat 498.088 hektar lahan persawahan dan baru sekitar 36.000 hektar yang mampu panen 3 kali setahun,” jelas Rafael.
“Ini karena banyak lahan persawahan tadah hujan sehingga baru bisa melakukan tanam dan panen satu kali dalam setahun saat musim penghujan. Maka diperlukan terobosan untuk persediaan irigasi persawahan agar mampu mencapai target luas lahan tersebut bisa 3 kali tanam atau panen setiap tahun,” lanjut Rafael.
Jenderal bintang dua ini juga mengingatkan pada bulan Mei mendatang akan ada ancaman atau fenomena El Nino Gorila. Yakni musim kemarau yang cukup panjang sehingga kebutuhan air untuk lahan pertanian menjadi prioritas.
Pangdam menegaskan jika ketahanan pangan harus menjadi prioritas dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
“Maka tidak boleh ada yang main-main, sehingga diperlukan pengawalan atau back up penuh baik dari TNI maupun polri. Pihaknya secara tegas akan memberikan sanksi yakni sesuai hukum yang berlaku jika ada yang main-main dalam distribusi pupuk atau bibit bagi petani,” tutupnya. (ito/rok)