TUBAN - Impian Siti Masrifah, 43 tahun, pedagang sayur keliling asal Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, untuk naik haji bersama suaminya akhirnya terwujud tahun ini. Hal itu merupakan buah ketekunannya selama kurang lebih 20 tahun menabung saban hari.
Tekad Masrifah bersama suaminya Ahmad Sodikin 50 tahun, untuk bisa melaksanakan rukun islam kelima itu begitu kuat. Mereka selalu menyisihkan uang Rp100.000 hingga Rp200.000 dari hasil keuntungan berjualan sayur keliling agar bisa digunakan untuk biaya berangkat haji.
Pasangan dua anak itu memantapkan niatnya untuk menabung sejak tahun 2004. Kemudian keduanya mendaftar haji pada tahun 2011, hingga berhasil berangkat haji pada 2024 ini.
Masrifah memulai aktivitas berjualan sayur keliling mulai pukul 05.00 WIB pagi. Dengan mengendarai sepedah motor yang dipasangi keranjang Ia mulai keliling dari rumah ke rumah untuk menawarkan sayur mayur yang dibeli dari pasar.
Berapapun untung yang didapat, Masrifah rutin menyisihkannya untuk ditabung. Dibantu sang suami yang berprofesi sebagai guru ngaji keduanya saling menguatkan agar bisa mewujudkan cita-cita berangkat ke tanah suci mekkah.
“Alhamdulillah jualan sayur tiap hari bisa naik haji tahun ini. Tiap hari nabung dari 200 sampai 300 tergantung ramai atau tidak,” jelas Masrifah kepada JTV, Senin (06/05/2024).
Setelah 20 tahun menabung, keduanya akhirnya berangkat haji tahun ini. Keduanya merasa terharu dan sangat bersyukur, keinginan yang sudah diimpikan selama puluhan tahun lamanya akhirnya bisa terwujud di tahun ini.
“Perasaannya senang dan terharu. Soalnya cuma jualan sayur keliling. Nabung sampai 20 tahun. akhirnya bisa berangkat haji tahun ini,” imbuh Masrifah.
Pasutri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada 13 Mei 2024 dari Pendopo Krido Manunggal bersama 1.163 jamaah haji lainnya. Di tengah-tengah aktivitasnya berjualan, kini keduanya tengah sibuk mempersiapkan barang bawaan sebelum menuju ke tanah suci.
Dari kisahnya, Masrifah berpesan agar umat muslim tidak berkecil hati, karena haji itu bukan siapa yang mampu tapi siapa yang mau. (dzi/rok)
Tekad Masrifah bersama suaminya Ahmad Sodikin 50 tahun, untuk bisa melaksanakan rukun islam kelima itu begitu kuat. Mereka selalu menyisihkan uang Rp100.000 hingga Rp200.000 dari hasil keuntungan berjualan sayur keliling agar bisa digunakan untuk biaya berangkat haji.
Pasangan dua anak itu memantapkan niatnya untuk menabung sejak tahun 2004. Kemudian keduanya mendaftar haji pada tahun 2011, hingga berhasil berangkat haji pada 2024 ini.
Masrifah memulai aktivitas berjualan sayur keliling mulai pukul 05.00 WIB pagi. Dengan mengendarai sepedah motor yang dipasangi keranjang Ia mulai keliling dari rumah ke rumah untuk menawarkan sayur mayur yang dibeli dari pasar.
Berapapun untung yang didapat, Masrifah rutin menyisihkannya untuk ditabung. Dibantu sang suami yang berprofesi sebagai guru ngaji keduanya saling menguatkan agar bisa mewujudkan cita-cita berangkat ke tanah suci mekkah.
“Alhamdulillah jualan sayur tiap hari bisa naik haji tahun ini. Tiap hari nabung dari 200 sampai 300 tergantung ramai atau tidak,” jelas Masrifah kepada JTV, Senin (06/05/2024).
Setelah 20 tahun menabung, keduanya akhirnya berangkat haji tahun ini. Keduanya merasa terharu dan sangat bersyukur, keinginan yang sudah diimpikan selama puluhan tahun lamanya akhirnya bisa terwujud di tahun ini.
“Perasaannya senang dan terharu. Soalnya cuma jualan sayur keliling. Nabung sampai 20 tahun. akhirnya bisa berangkat haji tahun ini,” imbuh Masrifah.
Pasutri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada 13 Mei 2024 dari Pendopo Krido Manunggal bersama 1.163 jamaah haji lainnya. Di tengah-tengah aktivitasnya berjualan, kini keduanya tengah sibuk mempersiapkan barang bawaan sebelum menuju ke tanah suci.
Dari kisahnya, Masrifah berpesan agar umat muslim tidak berkecil hati, karena haji itu bukan siapa yang mampu tapi siapa yang mau. (dzi/rok)