BOJONEGORO - Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro Nurul Azizah bersama Pertamina Patra Niaga melakukan pengecekan ke salah satu agen LPG di Bojonegoro, yakni PT Purnama Kero Utama di Jalan Ahmad Yani, Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Selasa (21/05/2024).
Sidak ini dilakukan untuk memastikan stok LPG di tingkatan agen dalam keadaan aman. Pasalnya, agen tersebut memasok tabung untuk beberapa pangkalan di sekitarnya sebelum dijual kepada warga. Hasilnya, pasokan LPG dipastikan normal dan tidak ada kendala penyaluran.
Selanjutnya, sidak dilakukan ke salah satu restoran tak jauh dari lokasi pertama. Di tempat ini, Sekda bersama pihak terkait mendapati restoran masih menggunakan tabung LPG 3 kilogram.
Atas temuan ini, pihak Pemkab bersama Pertamina langsung memberikan edukasi bahwa resto skala besar sudah tidak boleh menggunakan LPG bersubsidi. LPG 3 kilogram, hanya boleh digunakan oleh 4 konsumen, yakni nelayan, petani, umkm dan rumah tangga miskin.
Sekda Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan, sidak ini sebagai bagian dari edukasi. Secara berkala pihaknya akan melakukan sidak untuk memberikan rasa aman dan pemahaman kepada masyarakat siapa yang berhak menggunakan tabung LPG 3 kilogram.
“Kita tadi temukan resto masih memakai LPG melon. Kita berikan edukasi kepada mereka dan alhamdulillah mereka menerima. Kegiatan ini untuk memastikan stok LPG aman dan tepat sasaran,” jelasnya kepada JTV.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina, Fajar Wasis mengatakan, untuk wilayah Bojonegoro, Pertamina telah menyalurkan 102% terhadap kuota bulanan Kabupaten Bojonegoro sebesar 1.150.000 tabung LPG 3 kilogram.
Saat sidak ke restoran yang masih menggunakan LPG bersubsidi 3 kilogram, Pertamina langsung menarik tabung LPG melon tersebut dan menukarnya secara gratis dengan tabung LPG bright gas non subsidi.
“Tadi langsung kita tukar gratis dengan LPG bright gas non subsidi dan kita berikan edukasi,” tegasnya. (lim/rok)
Sidak ini dilakukan untuk memastikan stok LPG di tingkatan agen dalam keadaan aman. Pasalnya, agen tersebut memasok tabung untuk beberapa pangkalan di sekitarnya sebelum dijual kepada warga. Hasilnya, pasokan LPG dipastikan normal dan tidak ada kendala penyaluran.
Selanjutnya, sidak dilakukan ke salah satu restoran tak jauh dari lokasi pertama. Di tempat ini, Sekda bersama pihak terkait mendapati restoran masih menggunakan tabung LPG 3 kilogram.
Atas temuan ini, pihak Pemkab bersama Pertamina langsung memberikan edukasi bahwa resto skala besar sudah tidak boleh menggunakan LPG bersubsidi. LPG 3 kilogram, hanya boleh digunakan oleh 4 konsumen, yakni nelayan, petani, umkm dan rumah tangga miskin.
Sekda Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan, sidak ini sebagai bagian dari edukasi. Secara berkala pihaknya akan melakukan sidak untuk memberikan rasa aman dan pemahaman kepada masyarakat siapa yang berhak menggunakan tabung LPG 3 kilogram.
“Kita tadi temukan resto masih memakai LPG melon. Kita berikan edukasi kepada mereka dan alhamdulillah mereka menerima. Kegiatan ini untuk memastikan stok LPG aman dan tepat sasaran,” jelasnya kepada JTV.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina, Fajar Wasis mengatakan, untuk wilayah Bojonegoro, Pertamina telah menyalurkan 102% terhadap kuota bulanan Kabupaten Bojonegoro sebesar 1.150.000 tabung LPG 3 kilogram.
Saat sidak ke restoran yang masih menggunakan LPG bersubsidi 3 kilogram, Pertamina langsung menarik tabung LPG melon tersebut dan menukarnya secara gratis dengan tabung LPG bright gas non subsidi.
“Tadi langsung kita tukar gratis dengan LPG bright gas non subsidi dan kita berikan edukasi,” tegasnya. (lim/rok)
