NGAWI - Untuk memberantas hama tikus yang merajalela, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi meminta seluruh petani di wilayah setempat untuk meninggalkan jebakan tikus aliran listrik dan kembali beralih ke sistem gropyokan.
Upaya tersebut salah satunya seperti yang dilakukan di Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Ngawi, Rabu (05/06/2024). Sistem gropyokan ini dilakukan sebagai tindak lanjut hasil koordinasi dengan jajaran Forkopimda dan stakeholder terkait dalam upaya penanganan pemberantasan hama tikus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, Supardi menjelaskan sesuai arahan Bupati setempat, seluruh jajaran terkait mulai di tingkat Kecamatan, Desa, dan petani untuk gencar melakukan program pengendalian hama tikus dengan gropyokan.
“Selain itu bisa dilakukan dengan pemasangan pagar plastik atau seng di area lahan pertanian,” tegasnya kepada JTV.
Menurut Supardi, perlu ada konsistensi dalam pengendalian hama dengan sistem gropyokan tersebut mengingat ekosistem sudah rusak.
“Nyawa manusia lebih mahal dalam melindungi lahan pertanian. Sehingga kami imbau jika masih ada yang memasang jebakan tikus dengan aliran listrik, untuk segera melepasnya,” ujarnya.
Supardi menambahkan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk melakukan pengadaan rumah burung hantu (rubuha) di masing-masing Pemerintahan Desa. (ito/rok)