JOMBANG - Mendekati Hari Raya Idul Adha, perajin besek bambu di Desa Kertorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, sibuk menyelesaikan pesanan yang terus berdatangan, Kamis (06/06/2024).
Pantauan JTV di lokasi, sejumlah warga yang didominasi perempuan lansia terus menganyam bambu dengan telaten. Tangan dan matanya bergerak seirama membentuk anyaman bambu menjadi wadah berbentuk kotak dengan aneka ukuran.
Sementara tidak jauh dari tempat menganyam, perempuan lain sedang membelah bambu menjadi lembaran kecil dan halus. Bambu yang sudah memiliki ukuran sama dan rapi ini menjadi bahan sebelum dianyam menjadi keranjang wadah daging kurban.
Pemilik usaha besek bambu, Susanti mengakui, usaha turun-temurun dari kakek buyutnya ini saat ini mendapat banyak pesanan besek bambu untuk kurban. Sejak dua pekan terakhir, pesanan besek keranjang bambu terus meningkat pesat.
“Pesanan datang paling banyak dari Jombang sini saja. Pesanan meningkat sampai 600 persen kalau dibandingkan dengan hari biasa,” jelas Susanti.
Jika biasanya satu bulan biasanya hanya mendapatkan pesanan 1.000 besek. Namun, kali ini meningkat menjadi 6000 besek. Alasan ramah lingkungan menjadi daya tarik takmir masjid maupun lembaga penyembelih hewan kurban memilih besek bambu sebagai wadah pembagian daging kurban.
“Warga sekarang kan sudah banyak yang sadar tentang penggunaan plastik, sehingga pesanan yang datang ke kami juga banyak, karena dianggap ramah lingkungan,” ungkapnya.
Untuk harga besek bambu per pak isi 10 dijual dengan harga 10 ribu hingga 15 ribu rupiah. Tergantung ukuran dan bentuk yang diinginkan oleh pemesan. Usaha besek warisan keluarganya ini terus eksis terutama saat memasuki hari raya kurban atau hari-hari tertentu. (ful/rok)
Pantauan JTV di lokasi, sejumlah warga yang didominasi perempuan lansia terus menganyam bambu dengan telaten. Tangan dan matanya bergerak seirama membentuk anyaman bambu menjadi wadah berbentuk kotak dengan aneka ukuran.
Sementara tidak jauh dari tempat menganyam, perempuan lain sedang membelah bambu menjadi lembaran kecil dan halus. Bambu yang sudah memiliki ukuran sama dan rapi ini menjadi bahan sebelum dianyam menjadi keranjang wadah daging kurban.
Pemilik usaha besek bambu, Susanti mengakui, usaha turun-temurun dari kakek buyutnya ini saat ini mendapat banyak pesanan besek bambu untuk kurban. Sejak dua pekan terakhir, pesanan besek keranjang bambu terus meningkat pesat.
“Pesanan datang paling banyak dari Jombang sini saja. Pesanan meningkat sampai 600 persen kalau dibandingkan dengan hari biasa,” jelas Susanti.
Jika biasanya satu bulan biasanya hanya mendapatkan pesanan 1.000 besek. Namun, kali ini meningkat menjadi 6000 besek. Alasan ramah lingkungan menjadi daya tarik takmir masjid maupun lembaga penyembelih hewan kurban memilih besek bambu sebagai wadah pembagian daging kurban.
“Warga sekarang kan sudah banyak yang sadar tentang penggunaan plastik, sehingga pesanan yang datang ke kami juga banyak, karena dianggap ramah lingkungan,” ungkapnya.
Untuk harga besek bambu per pak isi 10 dijual dengan harga 10 ribu hingga 15 ribu rupiah. Tergantung ukuran dan bentuk yang diinginkan oleh pemesan. Usaha besek warisan keluarganya ini terus eksis terutama saat memasuki hari raya kurban atau hari-hari tertentu. (ful/rok)