TUBAN - Kabut gas yang sebelumnya menyelimuti Fuel Terminal BBM Pertamina dan kawasan pemukiman penduduk di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Selasa pagi, telah hilang. Bau menyengat yang sempat menyebabkan warga pusing, mual, dan muntah itu juga dinyatakan telah bersih tak tersisa.
Ratusan warga yang sebelumnya sempat mengungsi, kini telah pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, meski sempat mengalami gangguan, penyaluran dan stok BBM dari Terminal BBM Tuban juga dipastikan aman.
Patra Niaga selaku operator Fuel Pertamina membantah adanya kebocoran pipa maupun tangki. Kejadian yang sebenarnya adalah tangki pengolahan pertamax meluber, sehingga menimbulkan uap ke udara yang kemudian tertiup angin menuju pemukiman warga sekitar.
“Jadi bukan kebocoran, tapi meluber sedikit tangki Pertamax kita. Tangki kita menggunakan auto protection sehingga luberan langsung terlokalisir. Namun luberan menimbulkan uap ke udara,” jelas Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Taufik Kurniawan.
Lanjutnya, setelah dilakukan penanganan, gas menyengat yang tercium kini dinyatakan tidak berbahaya dan warga mulai kembali pulang ke rumah. Fuel Terminal Tuban juga kembali beroperasi normal menyalurkan bbm baik melalui pipanisasi maupun menggunakan truk tangki.
“Saat ini di area tangki sudah tidak ada luberan karena sudah ditangani. Kita juga sudah lakukan pengecekan dengan alat detektor sudah tidak ada bahaya lagi di pemukiman,” tegas Taufik.
“Penyaluran menggunakan mobil tangki sudah berjalan normal. Tidak ada gangguan suplay dan stok aman. Penyaluran melalui pipa ke Surabaya juga sudah normal,” imbuh Taufik.
Dengan hilangnya bahaya di masyarakat, penanganan darurat dinyatakan BPBD Tuban selesai ditutup. Sementara itu, hingga kini pihak patra niaga masih melakukan investigasi terkait penyebab melubernya tangki BBM pertamax.
Diberitakan sebelumnya, bau gas dari kebocoran tangki pertamax di Fuel Terminal BBM Pertamina Kabupaten Tuban, membuat warga desa yang bermukim di sekitar lokasi panik. Warga yang merasa pusing dan mual akibat bau gas tersebut, berhamburan keluar rumah dan mengungsi. (dzi/rok)
Ratusan warga yang sebelumnya sempat mengungsi, kini telah pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, meski sempat mengalami gangguan, penyaluran dan stok BBM dari Terminal BBM Tuban juga dipastikan aman.
Patra Niaga selaku operator Fuel Pertamina membantah adanya kebocoran pipa maupun tangki. Kejadian yang sebenarnya adalah tangki pengolahan pertamax meluber, sehingga menimbulkan uap ke udara yang kemudian tertiup angin menuju pemukiman warga sekitar.
“Jadi bukan kebocoran, tapi meluber sedikit tangki Pertamax kita. Tangki kita menggunakan auto protection sehingga luberan langsung terlokalisir. Namun luberan menimbulkan uap ke udara,” jelas Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Taufik Kurniawan.
Lanjutnya, setelah dilakukan penanganan, gas menyengat yang tercium kini dinyatakan tidak berbahaya dan warga mulai kembali pulang ke rumah. Fuel Terminal Tuban juga kembali beroperasi normal menyalurkan bbm baik melalui pipanisasi maupun menggunakan truk tangki.
“Saat ini di area tangki sudah tidak ada luberan karena sudah ditangani. Kita juga sudah lakukan pengecekan dengan alat detektor sudah tidak ada bahaya lagi di pemukiman,” tegas Taufik.
“Penyaluran menggunakan mobil tangki sudah berjalan normal. Tidak ada gangguan suplay dan stok aman. Penyaluran melalui pipa ke Surabaya juga sudah normal,” imbuh Taufik.
Dengan hilangnya bahaya di masyarakat, penanganan darurat dinyatakan BPBD Tuban selesai ditutup. Sementara itu, hingga kini pihak patra niaga masih melakukan investigasi terkait penyebab melubernya tangki BBM pertamax.
Diberitakan sebelumnya, bau gas dari kebocoran tangki pertamax di Fuel Terminal BBM Pertamina Kabupaten Tuban, membuat warga desa yang bermukim di sekitar lokasi panik. Warga yang merasa pusing dan mual akibat bau gas tersebut, berhamburan keluar rumah dan mengungsi. (dzi/rok)
