TUBAN - Momen Hari Raya Idul Adha, menjadi berkah tersendiri bagi tempat penggilingan daging di Kabupaten Tuban. Salah satunya seperti yang dirasakan tempat penggilingan daging di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, pada Rabu (19/06/2024) pagi.
Sejak dua hari terakhir, para pekerja di tempat penggilingan daging setempat harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan orderan. Hal ini dikarenakan puluhan emak-emak datang silih berganti untuk menggiling daging kurban yang didapatkan dari masjid, yang selanjutnya akan digunakan untuk bahan pentol.
Pekerja tempat penggilingan daging setempat, kukuh ahmad mengatakan, pasca hari raya kurban, permintaan selep daging meningkat berkali-kali lipat dibanding hari bisa. Jika pada hari biasa jumlah permintaan penggilingan daging mencapai 20 hingga 50 orang. Namun, pada momen kurban ini, dalam sehari bisa sampai 100 orang pelanggan yang datang.
“Untuk penggilingan satu kilogram daging tarifnya Rp5.000. Lalu bagi yang ingin dibuatkan adonan pentol sekaligus tarifnya Rp30.000,” jelas Kukuh.
Selain lebih praktis, menurut warga mengolah daging kurban menjadi pentol ini bisa membuat masakan lebih awet dan praktis jika sewaktu-waktu ingin memasaknya.
“Kemarin kan dapat daging banyak. Jadi saya selep agar awet dan praktis kalau mau buat pentol,” ujar Bu Halim, salah satu pelanggan.
Peningkatan permintaan penggilingan daging kurban ini biasanya berlangsung selama 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha. Setelah itu, orderan akan kembali normal seperti biasa. (dzi/rok)
Sejak dua hari terakhir, para pekerja di tempat penggilingan daging setempat harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan orderan. Hal ini dikarenakan puluhan emak-emak datang silih berganti untuk menggiling daging kurban yang didapatkan dari masjid, yang selanjutnya akan digunakan untuk bahan pentol.
Pekerja tempat penggilingan daging setempat, kukuh ahmad mengatakan, pasca hari raya kurban, permintaan selep daging meningkat berkali-kali lipat dibanding hari bisa. Jika pada hari biasa jumlah permintaan penggilingan daging mencapai 20 hingga 50 orang. Namun, pada momen kurban ini, dalam sehari bisa sampai 100 orang pelanggan yang datang.
“Untuk penggilingan satu kilogram daging tarifnya Rp5.000. Lalu bagi yang ingin dibuatkan adonan pentol sekaligus tarifnya Rp30.000,” jelas Kukuh.
Selain lebih praktis, menurut warga mengolah daging kurban menjadi pentol ini bisa membuat masakan lebih awet dan praktis jika sewaktu-waktu ingin memasaknya.
“Kemarin kan dapat daging banyak. Jadi saya selep agar awet dan praktis kalau mau buat pentol,” ujar Bu Halim, salah satu pelanggan.
Peningkatan permintaan penggilingan daging kurban ini biasanya berlangsung selama 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha. Setelah itu, orderan akan kembali normal seperti biasa. (dzi/rok)