NGAWI - Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan atau pesanan domba untuk kurban meningkat drastis. Salah satunya yang dirasakan peternakan domba jenis cross droper yang ada di Desa Kuniran, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Selasa (04/06/2024).
Pemilik peternakan domba, Muhammad Choirul Amri menjelaskan, saat momentum hari raya kurban ini rata rata setiap hari ada pesanan sekitar 5-8 ekor. Sehingga selama hari raya kurban, bisa sampai 30 ekor domba cross dorper miliknya terjual.
Lanjutnya, dalam penentuan harga, domba tersebut sangat berbeda dengan hewan kurban lainnya. “Yakni ditentukan dengan hasil berat timbang domba dengan harga 105 ribu rupiah setiap kilogramnya. Sedangkan rata-rata satu ekor domba memiliki berat mencapai 30 hingga 45 kilo,” jelasnya Choirul Amri kepada JTV.
Dalam melayani pembeli, Choirul juga menerapkan sistem penitipan sampai pelaksanaan kurban dan pengiriman gratis untuk jarak 60 kilometer.
“Saya baru 3 tahun terakhir mulai usaha peternakan domba dorper ini. Alhamdulillah bisa terus berkembang,” imbuhnya.
Diketahui, domba dorper merupakan domba pedaging yang berasal dari Australia. Sedangkan saat ini di peternakan tersebut juga ada domba indo dorper yang merupakan hasil perkawinan dorper Australia dengan domba lokal. (ito/rok)
Pemilik peternakan domba, Muhammad Choirul Amri menjelaskan, saat momentum hari raya kurban ini rata rata setiap hari ada pesanan sekitar 5-8 ekor. Sehingga selama hari raya kurban, bisa sampai 30 ekor domba cross dorper miliknya terjual.
Lanjutnya, dalam penentuan harga, domba tersebut sangat berbeda dengan hewan kurban lainnya. “Yakni ditentukan dengan hasil berat timbang domba dengan harga 105 ribu rupiah setiap kilogramnya. Sedangkan rata-rata satu ekor domba memiliki berat mencapai 30 hingga 45 kilo,” jelasnya Choirul Amri kepada JTV.
Dalam melayani pembeli, Choirul juga menerapkan sistem penitipan sampai pelaksanaan kurban dan pengiriman gratis untuk jarak 60 kilometer.
“Saya baru 3 tahun terakhir mulai usaha peternakan domba dorper ini. Alhamdulillah bisa terus berkembang,” imbuhnya.
Diketahui, domba dorper merupakan domba pedaging yang berasal dari Australia. Sedangkan saat ini di peternakan tersebut juga ada domba indo dorper yang merupakan hasil perkawinan dorper Australia dengan domba lokal. (ito/rok)