Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Selasa, 09 Juli 2024, 16:24 WIB
Last Updated 2024-07-09T09:24:57Z
Bojonegoro

Bapak-Anak Raup Cuan dari Budidaya Terong Ungu di Tepi Bengawan Solo


BOJONEGORO - Duet Bapak-Anak, Wachid Muksin dan Wahyu Kristiawan, petani di Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, berhasil memanfaatkan lahan tidur di tepi Sungai Bengawan Solo setempat untuk budidaya terong ungu berkualitas.

Tanaman terong ungu yang dibudidayakan bersama selama tiga bulan, kini mulai memasuki masa panen setelah tiga bulan. Berkat kerja keras keduanya, sayuran bernama latin solanum melongena ini dapat dipanen berulang kali, dengan jedah empat hari.

Dari total lima ribu tanaman terong ungu yang dirawat, pasangan bapak dan anak ini mampu panen mencapai tujuh sampai lima belas kuintal setiap pemetikan.

Menanam terong ungu ini merupakan pengalaman pertama Wachid Muksin dan Wahyu Kristiawan. Memanfaatkan lahan tidur, mereka awalnya hanya coba-coba sambil melihat peluang penjualan. Sebab, mayoritas petani sekitar memilih bercocok tanam padi, dan belum ada satupun yang menanam terong ungu.

“Awalnya memang coba-coba mas. Saya dan bapak melihat disini semua tanam padi dan jagung. Terus kami inisiatif budidaya terong, ternyata alhamdulillah berhasil dan panennya bagus,” ungkap Wahyu Kristiawan kepada JTV, Selasa (09/07/2024).

Keuntungannya, tanah negara yang ditanami sangat dekat dengan aliran bengawan solo, sehingga pengairan tidak menjadi kendala. Untuk penjualan terong ungu tidak sulit, karena setelah pemetikan biasanya tengkulak sayuran langsung datang.

Satu kilogram terong ungu dihargai minimal Rp3.500. Cuan jutaan rupiah mampu diraup dari penjualan hasil panen.

“Tanah disini itu enak. Soalnya pengairannya mudah. Terong yang saya panen ini sudah langsung diambil pembeli. Katanya untuk dikirim ke Jakarta dan daerah Jawa Tengah,” ungkap Wachid Muksin.

Dengan perawatan tepat, tanaman terong ungu mampu bertahan hidup dan produktif menghasilkan buah hingga usia delapan bulan. Selama tanaman hidup, maka cuan akan terus mengalir setiap pemetikan empat hari sekali. (lim/rok)