TUBAN - Suasana berbeda terlihat di Komplek Makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, Kamis (25/07/2024) pagi. Puluhan anak-anak duduk sesuai nomor urut untuk menunggu khitanan massal yang digelar oleh Yayasan Mabarrot Sunan Bonang Tuban.
Terlihat, perasaan resah bercampur takut menyelimuti bocah-bocah peserta khitanan massal tersebut. Wajah lugu mereka terlihat tegang saat menunggu giliran khitan, yang digelar secara gratis ini.
Tak jarang peserta harus menangis ketakutan saat mendapat gilirannya. Bahkan seorang peserta sempat berusaha kabur dan mengurungkan niatnya berkhitan. Sempat terjadi tarik-menarik, hingga akhirnya sang anak bersedia dikhitan meski harus dipegangi oleh panitia.
Khitanan massal ini merupakan rangkaian acara Haul Sunan Bonang ke 515. Meski diwarnai tangis, sebanyak delapan puluh sembilan berhasil dikhitan. Selain ingin menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim, peserta juga berharap berkah dari sunan bonang.
“Ikut khitanan disini karena pengen dapat berkahnya Sunan Bonang,” ujar Cahyo Utomo, peserta asal Desa Sumurgung, Tuban.
Meski sempat kesakitan, anak-anak peserta khitan juga mengaku senang dan lega setelah dikhitan. Pasalnya, mereka mendapat uang saku, baju, sarung, kopiah dan topi, dari panitia khitanan massal.
“Senang karena dapat angpao (uang saku), sarung, baju. Sakit, tapi senang karena sudah selesai. Tadi awalnya sempat tegang dan hampir menangis,” ungkap Miftahurozaq, peserta asal Kelurahan Kingking, Tuban.
Khitanan massal merupakan agenda rutin dalam rangkaian Haul Sunan Bonang. Tujuannya untuk memberi kesempatan bagi anak-anak, khususnya di sekitar komplek pemakaman sunan bonang tuban, untuk menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim.
Tak hanya dari Tuban, peserta khitanan massal juga berasal dari Bojonegoro dan Lamongan. Mereka dikhitan menggunakan teknik tradisional yang dilakukan oleh calak.
“Tahun ini khitannya tradisional, kalau tahun kemarin ada dokternya. Ada delapan puluh sembilan anak yang ikut, dari Tuban, Bojonegoro dan Lamongan. Ini rutin tiap haul mbah Bonang,” jelas Usmandi, panitia sunatan massal Haul Sunan Bonang.
Haul sunan bonang digelar setiap tahun pada bulan Muharram. Selain khitanan massal, pengurus yayasan juga menggelar berbagai acara keagamaan, seperti pertemuan ulama, tahtimul qur’an, tahlil akbar dan dzikir bersama. Pada kamis siang, ribuan umat muslim dari berbagai daerah sudah berbondong-bondong datang untuk berziarah ke makam sang sunan.
Sementara puncaknya pada kamis malam, akan digelar pengajian umum dengan penceramah Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Zulfa Mustofa. (dzi/rok)
Terlihat, perasaan resah bercampur takut menyelimuti bocah-bocah peserta khitanan massal tersebut. Wajah lugu mereka terlihat tegang saat menunggu giliran khitan, yang digelar secara gratis ini.
Tak jarang peserta harus menangis ketakutan saat mendapat gilirannya. Bahkan seorang peserta sempat berusaha kabur dan mengurungkan niatnya berkhitan. Sempat terjadi tarik-menarik, hingga akhirnya sang anak bersedia dikhitan meski harus dipegangi oleh panitia.
Khitanan massal ini merupakan rangkaian acara Haul Sunan Bonang ke 515. Meski diwarnai tangis, sebanyak delapan puluh sembilan berhasil dikhitan. Selain ingin menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim, peserta juga berharap berkah dari sunan bonang.
“Ikut khitanan disini karena pengen dapat berkahnya Sunan Bonang,” ujar Cahyo Utomo, peserta asal Desa Sumurgung, Tuban.
Meski sempat kesakitan, anak-anak peserta khitan juga mengaku senang dan lega setelah dikhitan. Pasalnya, mereka mendapat uang saku, baju, sarung, kopiah dan topi, dari panitia khitanan massal.
“Senang karena dapat angpao (uang saku), sarung, baju. Sakit, tapi senang karena sudah selesai. Tadi awalnya sempat tegang dan hampir menangis,” ungkap Miftahurozaq, peserta asal Kelurahan Kingking, Tuban.
Khitanan massal merupakan agenda rutin dalam rangkaian Haul Sunan Bonang. Tujuannya untuk memberi kesempatan bagi anak-anak, khususnya di sekitar komplek pemakaman sunan bonang tuban, untuk menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim.
Tak hanya dari Tuban, peserta khitanan massal juga berasal dari Bojonegoro dan Lamongan. Mereka dikhitan menggunakan teknik tradisional yang dilakukan oleh calak.
“Tahun ini khitannya tradisional, kalau tahun kemarin ada dokternya. Ada delapan puluh sembilan anak yang ikut, dari Tuban, Bojonegoro dan Lamongan. Ini rutin tiap haul mbah Bonang,” jelas Usmandi, panitia sunatan massal Haul Sunan Bonang.
Haul sunan bonang digelar setiap tahun pada bulan Muharram. Selain khitanan massal, pengurus yayasan juga menggelar berbagai acara keagamaan, seperti pertemuan ulama, tahtimul qur’an, tahlil akbar dan dzikir bersama. Pada kamis siang, ribuan umat muslim dari berbagai daerah sudah berbondong-bondong datang untuk berziarah ke makam sang sunan.
Sementara puncaknya pada kamis malam, akan digelar pengajian umum dengan penceramah Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Zulfa Mustofa. (dzi/rok)