NGAWI - Wisata Desa Bukit Kerek Indah (BKI) yang ada di Desa Kerek, Kecamatan Kabupaten Ngawi, mangkrak akibat kesulitan air. Kondisi wisata dengan kolam renang di atas perbukitan itu kini mangkrak dan terbengkalai.
Pantauan JTV di Lokasi, Sabtu (13/07/2024) sejumlah fasilitas mulai kamar mandi, kolam yang kotor, banyak rumput liar, serta sarana bermain mulai rusak dan tidak terawat.
Keberadaan wisata desa itu dibangun pada tahun 2018 lalu dengan menggunakan anggaran dana desa sebesar Rp.150 juta dan diperkirakan hanya beroperasi selama setahun yakni di tahun 2019, itupun saat ada pasokan air yakni di musim penghujan.
Kepala Desa Kerek, Bayu Onggo Baskoro menjelaskan, keberadaan wisata desa itu ada semenjak dirinya menjabat. Diakuinya saat ini kondisi wisata desa itu tidak dapat difungsikan.
“Karena seperti diketahui, jika kebutuhan dari wisata desa berupa kolam renang itu adalah air. Namun di desa kami sendiri merupakan salah satu desa langganan kesulitan air bersih terlebih saat musim kemarau, sehingga prioritas saat ini air bersih untuk kebutuhan Masyarakat,” ungkapnya kepada JTV.
Menurut Bayu, mangkraknya lokasi wisata itu diperparah sejak adanya pandemi covid-19, yang mengharuskan semua aktivitas wisata dihentikan.
“Kami berharap dari pemerintah daerah bisa membangunkan sumur atau melakukan treatment terhadap pengolahan air dari bengawan solo yang bisa dimanfaatkan kembali untuk aktivitas wisata BKI,” imbuh kades Kerek.
Bayu menambahkan BKI menjadi salah satu desa wisata di wilayah Kecamatan Ngawi. Terlebih saat ini di lokasi tersebut menjadi titik untuk dilakukannya rukyatul hilal atau melihat bulan baru. (ito/rok)
Pantauan JTV di Lokasi, Sabtu (13/07/2024) sejumlah fasilitas mulai kamar mandi, kolam yang kotor, banyak rumput liar, serta sarana bermain mulai rusak dan tidak terawat.
Keberadaan wisata desa itu dibangun pada tahun 2018 lalu dengan menggunakan anggaran dana desa sebesar Rp.150 juta dan diperkirakan hanya beroperasi selama setahun yakni di tahun 2019, itupun saat ada pasokan air yakni di musim penghujan.
Kepala Desa Kerek, Bayu Onggo Baskoro menjelaskan, keberadaan wisata desa itu ada semenjak dirinya menjabat. Diakuinya saat ini kondisi wisata desa itu tidak dapat difungsikan.
“Karena seperti diketahui, jika kebutuhan dari wisata desa berupa kolam renang itu adalah air. Namun di desa kami sendiri merupakan salah satu desa langganan kesulitan air bersih terlebih saat musim kemarau, sehingga prioritas saat ini air bersih untuk kebutuhan Masyarakat,” ungkapnya kepada JTV.
Menurut Bayu, mangkraknya lokasi wisata itu diperparah sejak adanya pandemi covid-19, yang mengharuskan semua aktivitas wisata dihentikan.
“Kami berharap dari pemerintah daerah bisa membangunkan sumur atau melakukan treatment terhadap pengolahan air dari bengawan solo yang bisa dimanfaatkan kembali untuk aktivitas wisata BKI,” imbuh kades Kerek.
Bayu menambahkan BKI menjadi salah satu desa wisata di wilayah Kecamatan Ngawi. Terlebih saat ini di lokasi tersebut menjadi titik untuk dilakukannya rukyatul hilal atau melihat bulan baru. (ito/rok)
