NGAWI – Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah non cat (Cekungan Air Tanah), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ngawi melakukan treatment dengan pengelolaan pengembangan sistem penyediaan air minum. Hal ini dilakukan di Dusun Boan, Desa Bringin dan Dusun Boan, Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin.
Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi, Pipit Dwi Herlina menjelaskan, setiap tahun di dua dusun tersebut selalu mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau. Ini mengingat tidak adanya sumber air di daerah tersebut, karena masuk daerah non cat.
“Untuk pengembangan sistem yang dilakukan yakni bekerjasama kelompok masyarakat dengan memanfaatkan sistem penyediaan air minum yang ada di Dusun Nampu,” jelasnya kepada JTV, Kamis (11/07/2024).
Diketahui, sistem yang ada di Dusun Nampu debitnya mampu menghasilkan 5 liter per detik, yang idealnya dapat dimanfaatkan hingga 1.200 sambungan rumah (SR) namun kini baru di manfaatkan sekitar 300 sambungan.
“Sehingga sistem yang dilakukan yakni dengan dibuatkannya pipa jaringan, yang selanjutnya di masuk dalam sistem berupa menara air di dua Dusun Boan Bringin dan Sumber Bening, selanjutnya jaringan pipa ke masyarakat pengguna,” imbuh Pipit Dwi Herlina.
Seperti diketahui, masyarakat yang ada di dusun boan yang ada di Desa Bringin dan Sumber Bening menjadi daerah langganan krisis air bersih saat musim kemarau ini. Pemkab Ngawi melalui DPRKP kini terus berupaya memberikan layanan penyediaan air minum bagi masyarakat. (ito/rok)
Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi, Pipit Dwi Herlina menjelaskan, setiap tahun di dua dusun tersebut selalu mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau. Ini mengingat tidak adanya sumber air di daerah tersebut, karena masuk daerah non cat.
“Untuk pengembangan sistem yang dilakukan yakni bekerjasama kelompok masyarakat dengan memanfaatkan sistem penyediaan air minum yang ada di Dusun Nampu,” jelasnya kepada JTV, Kamis (11/07/2024).
Diketahui, sistem yang ada di Dusun Nampu debitnya mampu menghasilkan 5 liter per detik, yang idealnya dapat dimanfaatkan hingga 1.200 sambungan rumah (SR) namun kini baru di manfaatkan sekitar 300 sambungan.
“Sehingga sistem yang dilakukan yakni dengan dibuatkannya pipa jaringan, yang selanjutnya di masuk dalam sistem berupa menara air di dua Dusun Boan Bringin dan Sumber Bening, selanjutnya jaringan pipa ke masyarakat pengguna,” imbuh Pipit Dwi Herlina.
Seperti diketahui, masyarakat yang ada di dusun boan yang ada di Desa Bringin dan Sumber Bening menjadi daerah langganan krisis air bersih saat musim kemarau ini. Pemkab Ngawi melalui DPRKP kini terus berupaya memberikan layanan penyediaan air minum bagi masyarakat. (ito/rok)
