BOJONEGORO - Penanganan stunting menjadi fokus sekaligus target Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2024 ini. Upaya Pemkab setempat dalam menekan penurunan angka stunting berhasil membuahkan hasil signifikan.
Bahkan, Pemkab Bojonegoro beberapa waktu lalu juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Bojonegoro menjadi salah satu Kabupaten peraih penghargaan dengan kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi.
Ini setelah Pemkab Bojonegoro berhasil menurunkan angka stunting dari angka 24 persen menjadi menjadi 14,1 persen. Keberhasilan tersebut, berkat kolaborasi berbagai pihak serta elemen masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran mewujudkan program zero stunting.
Menanggapi keberhasilan tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten setempat dengan berbagai program.
Yakni dengan memberikan tambahan makanan sehat, kemudian pendampingan secara masif kepada ibu hamil, serta secara masif mensosialisasikan pola makan maupun hidup sehat.
“Kami juga akan terus berkolaborasi dengan menggandeng semua pihak serta elemen masyarakat untuk mensukseskan program penurunan stunting di wilayah kami. Alhamdulillah kemarin dapat penghargaan dari BKKBN berkat prevalensi angka stunting di Bojonegoro yang turun signifikan,” paparnya kepada JTV, Rabu (03/07/2024).
Sementara itu, Ketua Tim Penurunan Stunting Kabupaten Bojonegoro Nurul azizah mengungkapkan, Pemkab Bojonegoro menargetkan penurunan angka stunting di Kabupaten setempat turun dibawah angka 10 persen pada tahun 2024 ini.
“Target itu insya Allah bisa kita capai, karena tahun sebelumnya angka stunting di Bojonegoro turun drastis dari 24 persen menjadi 14,1 persen,” jelasnya.
Sekedar diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. (edo/rok)
Bahkan, Pemkab Bojonegoro beberapa waktu lalu juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Bojonegoro menjadi salah satu Kabupaten peraih penghargaan dengan kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi.
Ini setelah Pemkab Bojonegoro berhasil menurunkan angka stunting dari angka 24 persen menjadi menjadi 14,1 persen. Keberhasilan tersebut, berkat kolaborasi berbagai pihak serta elemen masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran mewujudkan program zero stunting.
Menanggapi keberhasilan tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten setempat dengan berbagai program.
Yakni dengan memberikan tambahan makanan sehat, kemudian pendampingan secara masif kepada ibu hamil, serta secara masif mensosialisasikan pola makan maupun hidup sehat.
“Kami juga akan terus berkolaborasi dengan menggandeng semua pihak serta elemen masyarakat untuk mensukseskan program penurunan stunting di wilayah kami. Alhamdulillah kemarin dapat penghargaan dari BKKBN berkat prevalensi angka stunting di Bojonegoro yang turun signifikan,” paparnya kepada JTV, Rabu (03/07/2024).
Sementara itu, Ketua Tim Penurunan Stunting Kabupaten Bojonegoro Nurul azizah mengungkapkan, Pemkab Bojonegoro menargetkan penurunan angka stunting di Kabupaten setempat turun dibawah angka 10 persen pada tahun 2024 ini.
“Target itu insya Allah bisa kita capai, karena tahun sebelumnya angka stunting di Bojonegoro turun drastis dari 24 persen menjadi 14,1 persen,” jelasnya.
Sekedar diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. (edo/rok)