KABAR APIK - Kemeriahan kegiatan Bojonegoro Thengul International Folklore Festival (B-TIFF) tahun 2024 masih berlanjut hingga hari ke empat. Pada Selasa (23/07/2024) sore, sejumlah peserta delegasi 8 negara diajak berkunjung ke agrowisata kebun belimbing di Desa Ringinrejo, Kecamatan Kalitidu, untuk mengikuti agenda cuktural activity.
Pantauan JTV di lokasi, setibanya di lokasi para peserta dari Korea Selatan, Rusia, Amerika, Polandia, Jepang, Filiphina, Bulgaria dan India, disambut hangat masyarakat setempat yang sejak siang hari telah menunggu kedatangan mereka.
Pada agenda cuktural activity di agrowisata kebun belimbing ini, para peserta diperkenalkan dengan diajak berkeliling ke kebun belimbing, membuat racikan makanan tradisional berupa rujak, kemudian bermain musik lesung, hingga dijelaskan budidaya sampai memetik buah belimbing secara langsung.
Tak hanya itu, para peserta terlihat sangat antusias dan senang saat diajak untuk praktek membuat rujak buah, dan kemudian berkesempatan mencicipi sejumlah kue tradisional yang sudah tersedia, mulai dari klepon, pleret, ketan, hingga getuk.
Setelah belajar membuat rujak dan menikmati alunan musik tradisional berupa oklik, para peserta bojonegoro international folklore festival ini, juga belajar bersama ibu-ibu bermain musik lesung. Alat musik yang dimainkan dengan cara ditumbuk sambil menyelaraskan irama, menjadi sensasi tersendiri bagi para peserta saat mencobanya.
Alat musik lesung sendiri, merupakan sebuah alat yang dahulu digunakan oleh masyarakat setempat, untuk menumbuk padi hingga menjadi beras, sebelum adanya mesin selep padi seperti sekarang.
Delegasi semakin ceria saat diajak memetik buah belimbing, lalu diberikan tantangan untuk memetik belimbing sebanyak-banyaknya. Para peserta dari beberapa negara, saling beradu kecepatan memetik buah sebanyak banyaknya menggunakan galah.
Demi bisa mendapatkan buah belimbing lebih banyak, mereka bahkan rela sampai memanjat pohonya secara langsung untuk memetiknya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu pengenalan wisata agro belimbing kepada para peserta delegasi dari sejumlah negara.
“Selain itu, kegiatan tersebut juga berkolaborasi dengan masyarakat setempat, baik itu kesenian tradisional lesung dan musik oklik. Pengenalan agro wisata kebun belimbing, menjadi salah satu pengenalan wisata yang modern masa kini yakni holiday tourism,” jelasnya.
Lanjutnya, para wisatawan yang datang berkunjung di tempat agro wisata tidak hanya melihat keindahan lokasi wisata maupun memetik buah belimbing. Melainkan mereka juga diajak secara langsung, untuk merasakan sensasi membuat olahan buah belimbing menjadi rujak, hingga belajar budidaya belimbing.
Sementara itu, salah satu peserta delegasi negara Polandia, Konstancja Sikorska mengaku sangat senang selama mengikuti gelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival. Menurutnya selama berada di Bojonegoro masyarakat sangat ramah, dan harmonis.
Saat ditanya seputar saat berkunjung di agro wisata kebun belimbing, dirinya mengaku sangat senang dan terpukau. Dimana buah belimbing yang berbentuk bintang, baginya sangat unik dan tidak ada di negaranya.
“Semoga di lain waktu dapat berkunjung kembali ke Bojonegoro. Kemudian dapat mengunjungi beberapa tempat wisata, serta keberagaman yang ada di Bojonegoro,” kata Konstancja Sikorska dalam bahasa inggris. (*/edo)
Pantauan JTV di lokasi, setibanya di lokasi para peserta dari Korea Selatan, Rusia, Amerika, Polandia, Jepang, Filiphina, Bulgaria dan India, disambut hangat masyarakat setempat yang sejak siang hari telah menunggu kedatangan mereka.
Pada agenda cuktural activity di agrowisata kebun belimbing ini, para peserta diperkenalkan dengan diajak berkeliling ke kebun belimbing, membuat racikan makanan tradisional berupa rujak, kemudian bermain musik lesung, hingga dijelaskan budidaya sampai memetik buah belimbing secara langsung.
Tak hanya itu, para peserta terlihat sangat antusias dan senang saat diajak untuk praktek membuat rujak buah, dan kemudian berkesempatan mencicipi sejumlah kue tradisional yang sudah tersedia, mulai dari klepon, pleret, ketan, hingga getuk.
Setelah belajar membuat rujak dan menikmati alunan musik tradisional berupa oklik, para peserta bojonegoro international folklore festival ini, juga belajar bersama ibu-ibu bermain musik lesung. Alat musik yang dimainkan dengan cara ditumbuk sambil menyelaraskan irama, menjadi sensasi tersendiri bagi para peserta saat mencobanya.
Alat musik lesung sendiri, merupakan sebuah alat yang dahulu digunakan oleh masyarakat setempat, untuk menumbuk padi hingga menjadi beras, sebelum adanya mesin selep padi seperti sekarang.
Delegasi semakin ceria saat diajak memetik buah belimbing, lalu diberikan tantangan untuk memetik belimbing sebanyak-banyaknya. Para peserta dari beberapa negara, saling beradu kecepatan memetik buah sebanyak banyaknya menggunakan galah.
Demi bisa mendapatkan buah belimbing lebih banyak, mereka bahkan rela sampai memanjat pohonya secara langsung untuk memetiknya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu pengenalan wisata agro belimbing kepada para peserta delegasi dari sejumlah negara.
“Selain itu, kegiatan tersebut juga berkolaborasi dengan masyarakat setempat, baik itu kesenian tradisional lesung dan musik oklik. Pengenalan agro wisata kebun belimbing, menjadi salah satu pengenalan wisata yang modern masa kini yakni holiday tourism,” jelasnya.
Lanjutnya, para wisatawan yang datang berkunjung di tempat agro wisata tidak hanya melihat keindahan lokasi wisata maupun memetik buah belimbing. Melainkan mereka juga diajak secara langsung, untuk merasakan sensasi membuat olahan buah belimbing menjadi rujak, hingga belajar budidaya belimbing.
Sementara itu, salah satu peserta delegasi negara Polandia, Konstancja Sikorska mengaku sangat senang selama mengikuti gelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival. Menurutnya selama berada di Bojonegoro masyarakat sangat ramah, dan harmonis.
Saat ditanya seputar saat berkunjung di agro wisata kebun belimbing, dirinya mengaku sangat senang dan terpukau. Dimana buah belimbing yang berbentuk bintang, baginya sangat unik dan tidak ada di negaranya.
“Semoga di lain waktu dapat berkunjung kembali ke Bojonegoro. Kemudian dapat mengunjungi beberapa tempat wisata, serta keberagaman yang ada di Bojonegoro,” kata Konstancja Sikorska dalam bahasa inggris. (*/edo)