TUBAN - Puluhan warga Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, menggeruduk lokasi proyek pembangunan pabrik pengolahan gas bumi milik PT Sumber Aneka Gas yang ada di Desa setempat, Rabu (31/07/2024) pagi. Para demonstran yang didominasi emak-emak tersebut berunjuk rasa menuntut transparansi perizinan dan perekrutan tenaga kerja.
Pantauan JTV di lokasi, sambil membawa peralatan dapur serta poster-poster tuntutan, mereka melakukan orasi secara bergantian. Aksi damai ini juga diwarnai tabuhan musik alat dapur yang dimainkan emak-emak peserta demo untuk meramaikan suasana.
Korlap Aksi, Zumrotul Fitriah mengatakan, dalam aksi ini mereka menuntut keterbukaan perusahaan terkait site plan, perizinan, analisis dampak lingkungan, serta informasi perekrutan tenaga kerja. Sebab, selama ini belum ada sosialisasi maupun komunikasi perusahaan ke warga sekitar.
“Kami meminta bukti amdal dan andalalin. Kami sudah mengirimkan surat beberapa kali tapi tak digubris. Yang ditakutkan ibu-ibu selama ini yang bekerja disini tak ada slip gaji dan lembur juga tak jelas,” tegasnya.
Selain itu massa juga menduga ada oknum TNI yang terlibat dalam pelaksanaan proyek-proyek penunjang pembangunan pabrik pengolahan gas tersebut.
“Ada oknum TNI yang terselubung di dalam ini. Kalau dua minggu lagi tak ada respon, kami akan demo lagi, juga demo ke Kodim dan Polres,” cetus korlap aksi.
Sementara itu, PT Sumber Aneka Gas membantah seluruh tuduhan pengunjuk rasa. Perusahaan swasta yang berencana mengolah gas bumi ini memastikan telah mengantongi perizinan. Namun, dokumen tidak mungkin diberikan kepada setiap orang.
Sedangkan terkait perekrutan tenaga kerja, pihak PT Sumber Aneka Gas mengaku pekerjaan masih dalam proyek pembangunan, sehingga seluruh pekerjaan menerapkan sistem harian lepas. Pihak perusahaan berjanji akan terbuka dan memberi rincian data saat dialog bersama warga yang difasilitasi undangan dari pemerintah daerah setempat.
“Kami ini kan tak mungkin tidak berizin. Namun perlu kami sampaikan, tidak semua bisa mengakses izin tersebut. kita akan Tanya dulu kepentingannya apa,” ungkap Maria Magdalena, Government Relation PT Sumber Aneka Gas.
Selanjutnya, puluhan warga melanjutkan aksinya di depan Kantor Bupati dan Kantor Kejaksaan Tuban, namun karena tak mendapat tanggapan akhirnya para demonstran membubarkan diri. Massa aksi mengancam akan berunjuk rasa lagi jika sampai dua minggu kedepan belum ada keterbukaan informasi dari PT Sumber Aneka Gas. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, sambil membawa peralatan dapur serta poster-poster tuntutan, mereka melakukan orasi secara bergantian. Aksi damai ini juga diwarnai tabuhan musik alat dapur yang dimainkan emak-emak peserta demo untuk meramaikan suasana.
Korlap Aksi, Zumrotul Fitriah mengatakan, dalam aksi ini mereka menuntut keterbukaan perusahaan terkait site plan, perizinan, analisis dampak lingkungan, serta informasi perekrutan tenaga kerja. Sebab, selama ini belum ada sosialisasi maupun komunikasi perusahaan ke warga sekitar.
“Kami meminta bukti amdal dan andalalin. Kami sudah mengirimkan surat beberapa kali tapi tak digubris. Yang ditakutkan ibu-ibu selama ini yang bekerja disini tak ada slip gaji dan lembur juga tak jelas,” tegasnya.
Selain itu massa juga menduga ada oknum TNI yang terlibat dalam pelaksanaan proyek-proyek penunjang pembangunan pabrik pengolahan gas tersebut.
“Ada oknum TNI yang terselubung di dalam ini. Kalau dua minggu lagi tak ada respon, kami akan demo lagi, juga demo ke Kodim dan Polres,” cetus korlap aksi.
Sementara itu, PT Sumber Aneka Gas membantah seluruh tuduhan pengunjuk rasa. Perusahaan swasta yang berencana mengolah gas bumi ini memastikan telah mengantongi perizinan. Namun, dokumen tidak mungkin diberikan kepada setiap orang.
Sedangkan terkait perekrutan tenaga kerja, pihak PT Sumber Aneka Gas mengaku pekerjaan masih dalam proyek pembangunan, sehingga seluruh pekerjaan menerapkan sistem harian lepas. Pihak perusahaan berjanji akan terbuka dan memberi rincian data saat dialog bersama warga yang difasilitasi undangan dari pemerintah daerah setempat.
“Kami ini kan tak mungkin tidak berizin. Namun perlu kami sampaikan, tidak semua bisa mengakses izin tersebut. kita akan Tanya dulu kepentingannya apa,” ungkap Maria Magdalena, Government Relation PT Sumber Aneka Gas.
Selanjutnya, puluhan warga melanjutkan aksinya di depan Kantor Bupati dan Kantor Kejaksaan Tuban, namun karena tak mendapat tanggapan akhirnya para demonstran membubarkan diri. Massa aksi mengancam akan berunjuk rasa lagi jika sampai dua minggu kedepan belum ada keterbukaan informasi dari PT Sumber Aneka Gas. (dzi/rok)