NGAWI - Sejak beberapa hari terakhir, kondisi air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Ngawi, berwarna hitam pekat. Sungai terpanjang di pulau jawa tersebut, juga berbau menyengat, diduga akibat tercemar limbah pabrik tekstil di wilayah Solo.
Kondisi seperti ini kerap terjadi setiap tahunnya, terutama saat memasuki musim kemarau. Kondisi ini membuat ribuan ikan di sungai mati. Kejadian ini sangat merugikan pencari ikan.
Salah satunya seperti yang dirasakan Suroso, pencari ikan di sungai setempat. Menurutnya, Sungai Bengawan Solo berwarna hitam terjadi sejak Selasa (09/07/2024) malam. Hitamnya sungai diduga akibat limbah pabrik batik dari wilayah solo yang terjadi setiap 3 hari sekali.
“Pencemaran seperti ini sudah langganan tiap tahun. Ini mulai tercemar tadi malam. Susah cari ikan kalau kayak gini terus mas,” jelasnya kepada JTV, Rabu (10/07/2024).
Tercemarnya sungai juga membuat Suroso sulit mencari ikan karena banyak ikan yang mati. Pencemaran limbah di Bengawan Solo sudah terjadi sejak lama, namun hingga kini belum ada solusi pasti dalam penanganannya.
“Sampai sekarang belum pernah ada penanganan. Harapannya ya ini segera ditangani biar tidak tercemar terus,” imbuhnya.
Selain berdampak ikan yang mati, air sungai tercemar ini juga membuat petani di sekitar aliran Bengawan Solo sudah tidak berani lagi menggunakan air untuk lahan pertaniannya, karena dikhawatirkan tanamannya menjadi mati, termasuk rusaknya ekosistem.
Warga hanya berharap kepada dinas terkait untuk segera mengatasi pencemaran tersebut, agar Sungai Bengawan Solo tidak tercemar dan bisa bersih kembali. (ito/rok)
Kondisi seperti ini kerap terjadi setiap tahunnya, terutama saat memasuki musim kemarau. Kondisi ini membuat ribuan ikan di sungai mati. Kejadian ini sangat merugikan pencari ikan.
Salah satunya seperti yang dirasakan Suroso, pencari ikan di sungai setempat. Menurutnya, Sungai Bengawan Solo berwarna hitam terjadi sejak Selasa (09/07/2024) malam. Hitamnya sungai diduga akibat limbah pabrik batik dari wilayah solo yang terjadi setiap 3 hari sekali.
“Pencemaran seperti ini sudah langganan tiap tahun. Ini mulai tercemar tadi malam. Susah cari ikan kalau kayak gini terus mas,” jelasnya kepada JTV, Rabu (10/07/2024).
Tercemarnya sungai juga membuat Suroso sulit mencari ikan karena banyak ikan yang mati. Pencemaran limbah di Bengawan Solo sudah terjadi sejak lama, namun hingga kini belum ada solusi pasti dalam penanganannya.
“Sampai sekarang belum pernah ada penanganan. Harapannya ya ini segera ditangani biar tidak tercemar terus,” imbuhnya.
Selain berdampak ikan yang mati, air sungai tercemar ini juga membuat petani di sekitar aliran Bengawan Solo sudah tidak berani lagi menggunakan air untuk lahan pertaniannya, karena dikhawatirkan tanamannya menjadi mati, termasuk rusaknya ekosistem.
Warga hanya berharap kepada dinas terkait untuk segera mengatasi pencemaran tersebut, agar Sungai Bengawan Solo tidak tercemar dan bisa bersih kembali. (ito/rok)