Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Jumat, 23 Agustus 2024, 12:59 WIB
Last Updated 2024-08-23T08:57:36Z
BojonegoroKekeringanViewerViral

Kekeringan, Warga di Bojonegoro Terpaksa Mandi Dengan Air Asin


BOJONEGORO - Setiap memasuki musim kemarau, sejumlah kawasan di Kabupaten Bojonegoro, selalu menjadi langganan krisis air bersih. Hal tersebut berdampak pada kebutuhan warga, terutama untuk memenuhi kebutuhan mandi, masak maupun untuk minum.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, ada sebanyak 84 Desa di 23 Kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan. Untuk meringankan beban warga terdampak kekeringan, BPBD setempat terus melakukan droping air bersih ke wilayah terdampak.

Rahayu, salah satu warga Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro mengaku, jika sudah 4 bulan kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur yang dimilikinya, kini sudah tak lagi bisa mengeluarkan sumber air yang banyak, melainkan hanya sedikit saja dan rasanyapun sangat asin.

“Sudah empat bulan ini air sulit pak. Sumur-sumur juga kering,” ungkap Rahayu kepada JTV, Jumat (23/08/2024).

Meski air rasanya asin, Rahayu mengaku terpaksa menggunakannya untuk mandi. Sementara untuk kebutuhan masak dan minum, Ia membeli air isi ulang atau mengandalkan droping air bersih dari pemerintah.

“Air sumur itu tinggal sedikit, rasanya asin. Itu saya gunakan untuk mandi, karena untuk menghemat uang,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengatakan ada sebanyak 84 Desa di 24 Kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan. Sampai saat ini, pihaknya sudah mendistribusikan air bersih ke 31 Desa di 13 Kecamatan.

“Kami mengimbau kepada pihak desa agar segera melapor, jika warganya membutuhkan bantuan air bersih, sehingga kami bisa segera melakukan droping,” tegasnya.

Lanjutnya, setiap distribusi air bersih, per desa akan memperoleh 2 tangki truk air berkapasitas 5.000 liter. (edo/rok)