TUBAN - Musim kemarau merubah kondisi sungai dan bendungan di Kawasan Perbukitan Kapur, Kabupaten Tuban. Cekungan alami yang selalu penuh air selama musim penghujan ini, berangsur surut dan bahkan mengalami kekeringan.
Seperti yang terpantau di Sungai Penambangan dan Bendungan Kedung Ireng di Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, pada Jumat (09/08/2024). Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya bongkahan batu dan pasir memenuhi dasar sungai.
Menurut warga setempat, sejak tiga bulan terakhir, air yang biasanya mengalir dari kawasan perbukitan kapur telah berhenti. Ketiadaan hujan membuat sejumlah mata air berhenti memancarkan air. Akibatnya, sungai hanya menyisakan sedikit genangan di sudut bendungan.
Kondisi ini berdampak buruk terhadap lahan pertanian di Desa Sambongrejo, Genaharjo, Randu Banjar, serta Desa Penambangan. Hektaran lahan produktif yang sedang ditanami jagung ini tidak mendapat pasokan air. Akibatnya tanaman jagung mati mengering.
“Sejak bulan enam itu sudah berangsur-angsur surut airnya karena tidak ada hujan. Sampai kemudian pada bulan ini airnya tidak ada,” jelas Siregar, warga Desa Penambangan.
Kekeringan diperkirakan masih akan berlangsung hingga bulan November saat musim penghujan tiba. Kondisi ini membuat para petani di sepanjang aliran sungai setempat hanya bisa pasrah.
“Karena tidak ada air, petani disini nggak ada yang tanam pak. Soalnya sungai dan bendungan kering semua, jadi lahannya dibiarkan,” ungkap Tasino, warga Desa Sambongrejo.
Untuk sementara petani berhenti bercocok tanaman dan membiarkan lahan terbengkalai, sembari menunggu musim penghujan datang. (dzi/rok)
Seperti yang terpantau di Sungai Penambangan dan Bendungan Kedung Ireng di Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, pada Jumat (09/08/2024). Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya bongkahan batu dan pasir memenuhi dasar sungai.
Menurut warga setempat, sejak tiga bulan terakhir, air yang biasanya mengalir dari kawasan perbukitan kapur telah berhenti. Ketiadaan hujan membuat sejumlah mata air berhenti memancarkan air. Akibatnya, sungai hanya menyisakan sedikit genangan di sudut bendungan.
Kondisi ini berdampak buruk terhadap lahan pertanian di Desa Sambongrejo, Genaharjo, Randu Banjar, serta Desa Penambangan. Hektaran lahan produktif yang sedang ditanami jagung ini tidak mendapat pasokan air. Akibatnya tanaman jagung mati mengering.
“Sejak bulan enam itu sudah berangsur-angsur surut airnya karena tidak ada hujan. Sampai kemudian pada bulan ini airnya tidak ada,” jelas Siregar, warga Desa Penambangan.
Kekeringan diperkirakan masih akan berlangsung hingga bulan November saat musim penghujan tiba. Kondisi ini membuat para petani di sepanjang aliran sungai setempat hanya bisa pasrah.
“Karena tidak ada air, petani disini nggak ada yang tanam pak. Soalnya sungai dan bendungan kering semua, jadi lahannya dibiarkan,” ungkap Tasino, warga Desa Sambongrejo.
Untuk sementara petani berhenti bercocok tanaman dan membiarkan lahan terbengkalai, sembari menunggu musim penghujan datang. (dzi/rok)
