TUBAN - Pasien cuci darah akibat gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Koesma Kabupaten Tuban, mengalami tren peningkatan beberapa tahun terakhir.
Direktur RSUD Dokter Koesma Tuban, Dokter Masyhudi mengatakan, pada tahun 2024 ini, ada sebanyak 125 pasien cuci darah reguler. Sedangkan pasien daftar tunggu, tercatat lebih dari 30 orang.
“Pasien hemodialisa tersebut harus rutin melakukan cuci darah antara 2 hingga 3 kali dalam satu minggu,” jelasnya kepada JTV, Rabu (07/08/2024).
Lanjut Mashyudi, membludaknya jumlah pasien, membuat sebanyak 18 alat cuci darah di RSUD Tuban tak pernah berhenti bekerja. Belasan alat cuci darah tersebut setiap hari dimaksimalkan untuk melakukan cuci darah sebanyak 3 kali.
“Setiap kali cuci darah, pasien butuh waktu paling tidak 5 jam. Jumlah cuci darah ini terus naik tiap tahun,” imbuh Direktur RSUD Tuban.
Meski demikian, Dokter Masyudi tak merincikan angka pastinya kepada awak media. Bahkan menurutnya, kasus gagal ginjal yang membuat pasien harus cuci darah seumur hidup tersebut, kini juga merambah ke anak usia muda.
“Salah satu pemicunya adalah pola hidup yang tidak sehat. Seperti mengkonsumsi makanan maupun minuman instan secara berlebihan,” ungkapnya.
Terus meningkatnya pasien cuci darah, membuat RSUD Tuban akan menambah alat cuci darah sebanyak 50 mesin. Namun, langkah tersebut baru akan direalisasikan tahun 2025. Sementara pada tahun ini, pihaknya akan memaksimalkan alat yang ada. (dzi/rok)
Direktur RSUD Dokter Koesma Tuban, Dokter Masyhudi mengatakan, pada tahun 2024 ini, ada sebanyak 125 pasien cuci darah reguler. Sedangkan pasien daftar tunggu, tercatat lebih dari 30 orang.
“Pasien hemodialisa tersebut harus rutin melakukan cuci darah antara 2 hingga 3 kali dalam satu minggu,” jelasnya kepada JTV, Rabu (07/08/2024).
Lanjut Mashyudi, membludaknya jumlah pasien, membuat sebanyak 18 alat cuci darah di RSUD Tuban tak pernah berhenti bekerja. Belasan alat cuci darah tersebut setiap hari dimaksimalkan untuk melakukan cuci darah sebanyak 3 kali.
“Setiap kali cuci darah, pasien butuh waktu paling tidak 5 jam. Jumlah cuci darah ini terus naik tiap tahun,” imbuh Direktur RSUD Tuban.
Meski demikian, Dokter Masyudi tak merincikan angka pastinya kepada awak media. Bahkan menurutnya, kasus gagal ginjal yang membuat pasien harus cuci darah seumur hidup tersebut, kini juga merambah ke anak usia muda.
“Salah satu pemicunya adalah pola hidup yang tidak sehat. Seperti mengkonsumsi makanan maupun minuman instan secara berlebihan,” ungkapnya.
Terus meningkatnya pasien cuci darah, membuat RSUD Tuban akan menambah alat cuci darah sebanyak 50 mesin. Namun, langkah tersebut baru akan direalisasikan tahun 2025. Sementara pada tahun ini, pihaknya akan memaksimalkan alat yang ada. (dzi/rok)