TUBAN - Puluhan mahasiswa dari aliansi BEM Se-Kabupaten Tuban dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tuban, menggelar aksi demo di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, Senin (26/08/2024) siang. Aksi ini digelar untuk menuntut agar DPR-RI dan Pemerintah membatalkan revisi undang-undang pilkada.
Pantauan JTV di lokasi, para mahasiswa secara bergantian berorasi sambil membentangkan sejumlah poster tuntutan. Kemudian demo ini dilanjutkan dengan melakukan teatrikal seorang demonstran yang memakai topeng Gibran, Kaesang dan Jokowi yang dijaga oleh petugas keamanan, yang kemudian dikroyok oleh mahasiswa.
Demo dibagi menjadi dua tempat. Massa aksi dari aliansi BEM Se-Kabupaten Tuban melakukan aksi di pintu masuk sebelah timur kantor DPRD. Sementara massa aksi dari PMII Tuban melakukan aksi di pintu gerbang sebelah selatan DPRD.
Disaat yang bersamaan, sedang berlangsung prosesi pelantikan anggota DPRD Kabupaten Tuban, masa jabatan 2024-2029. Meski begitu prosesi pelantikan terus berlanjut hingga selesai.
“Kami datang kesini untuk menyuarakan agar bersama-sama mengawal putusan MK tentang piklkada dan menolak upaya revisi yang akan dilakukan oleh DPR dan pemerintah. Kita juga menolak politik dinasti,” tegas Ahmad Wafa Amrillah, Ketua Umum PC PMII Tuban.
Setelah beberapa lama melakukan orasi, para demonstran akhirnya ditemui oleh Miyadi, Wakil Pimpinan Sementara DPRD Tuban. Dalam kesempatan ini Miyadi menyampaikan bahwa seluruh tuntutan massa aksi ini nantinya akan diteruskan ke DPR RI.
“Semua tuntutan sahabat-sahabat mahasiswa seluruhnya kami terima dan akan kami teruskan ke DPR-RI,” jelas Miyadi, dihadapan para demonstran.
Usai ditemui perwakilan DPRD Tuban, massa aksi membubarkan diri sembari membakar ban. Mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, para mahasiswa secara bergantian berorasi sambil membentangkan sejumlah poster tuntutan. Kemudian demo ini dilanjutkan dengan melakukan teatrikal seorang demonstran yang memakai topeng Gibran, Kaesang dan Jokowi yang dijaga oleh petugas keamanan, yang kemudian dikroyok oleh mahasiswa.
Demo dibagi menjadi dua tempat. Massa aksi dari aliansi BEM Se-Kabupaten Tuban melakukan aksi di pintu masuk sebelah timur kantor DPRD. Sementara massa aksi dari PMII Tuban melakukan aksi di pintu gerbang sebelah selatan DPRD.
Disaat yang bersamaan, sedang berlangsung prosesi pelantikan anggota DPRD Kabupaten Tuban, masa jabatan 2024-2029. Meski begitu prosesi pelantikan terus berlanjut hingga selesai.
“Kami datang kesini untuk menyuarakan agar bersama-sama mengawal putusan MK tentang piklkada dan menolak upaya revisi yang akan dilakukan oleh DPR dan pemerintah. Kita juga menolak politik dinasti,” tegas Ahmad Wafa Amrillah, Ketua Umum PC PMII Tuban.
Setelah beberapa lama melakukan orasi, para demonstran akhirnya ditemui oleh Miyadi, Wakil Pimpinan Sementara DPRD Tuban. Dalam kesempatan ini Miyadi menyampaikan bahwa seluruh tuntutan massa aksi ini nantinya akan diteruskan ke DPR RI.
“Semua tuntutan sahabat-sahabat mahasiswa seluruhnya kami terima dan akan kami teruskan ke DPR-RI,” jelas Miyadi, dihadapan para demonstran.
Usai ditemui perwakilan DPRD Tuban, massa aksi membubarkan diri sembari membakar ban. Mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. (dzi/rok)