BOJONEGORO - Belasan hektar tanaman tembakau di wilayah Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, terendam air, Selasa (24/09/2024).
Hujan deras yang mengguyur wilayah setempat selama dua hari terakhir, membuat lebih dari sembilan ribu tanaman tembakau yang baru berumur rata-rata satu bulan, langsung rusak terendam air. Bahkan, sebagian besar tanaman yang awalnya tumbuh normal, mendadak layu hingga terancam mati.
Kondisi ini membuat petani setempat, meradang. Tembakau yang dibudidayakan dengan kerja keras sejak sebulan lalu, tiba-tiba rusak dan sulit untuk diselamatkan.
Salah satu petani, Mukiman menuturkan, hujan deras membuat banyak tanaman tembakau, langsung layu akibat terendam air. Ia pun mengaku harus menderita kerugian yang sangat besar.
“Dua hari hujan deras mas, tembakaunya layu semua. Disini ada belasan hektar yang terdampak,” ungkap Mukiman kepada JTV.
Lanjutnya, ia dan para petani tembakau setempat mengalami kerugian lantaran terlanjur mengeluarkan banyak modal dan biaya. Terutama pada saat proses perawatan, mulai dari masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan.
Sementara untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar. Sejumlah petani berusaha menguras genangan air di sawah, dan membuat saluran air agar tidak terjadi genangan saat turun hujan.
“Upaya ini diharapkan masih dapat menyelamatkan tanaman yang tersisa, sehingga tak sampai membuat petani benar-benar gagal panen,” ungkap Mukiman.
Petani tembakau berharap cuaca di wilayah Bojonegoro ini kembali normal. Hal ini mengingat, tembakau adalah tanaman kering yang tak banyak membutuhkan air. Sehingga, jika cuaca buruk ini terus berlanjut, maka hampir dipastikan petani tembakau akan mengalami gagal panen. (lim/rok)
Hujan deras yang mengguyur wilayah setempat selama dua hari terakhir, membuat lebih dari sembilan ribu tanaman tembakau yang baru berumur rata-rata satu bulan, langsung rusak terendam air. Bahkan, sebagian besar tanaman yang awalnya tumbuh normal, mendadak layu hingga terancam mati.
Kondisi ini membuat petani setempat, meradang. Tembakau yang dibudidayakan dengan kerja keras sejak sebulan lalu, tiba-tiba rusak dan sulit untuk diselamatkan.
Salah satu petani, Mukiman menuturkan, hujan deras membuat banyak tanaman tembakau, langsung layu akibat terendam air. Ia pun mengaku harus menderita kerugian yang sangat besar.
“Dua hari hujan deras mas, tembakaunya layu semua. Disini ada belasan hektar yang terdampak,” ungkap Mukiman kepada JTV.
Lanjutnya, ia dan para petani tembakau setempat mengalami kerugian lantaran terlanjur mengeluarkan banyak modal dan biaya. Terutama pada saat proses perawatan, mulai dari masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan.
Sementara untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar. Sejumlah petani berusaha menguras genangan air di sawah, dan membuat saluran air agar tidak terjadi genangan saat turun hujan.
“Upaya ini diharapkan masih dapat menyelamatkan tanaman yang tersisa, sehingga tak sampai membuat petani benar-benar gagal panen,” ungkap Mukiman.
Petani tembakau berharap cuaca di wilayah Bojonegoro ini kembali normal. Hal ini mengingat, tembakau adalah tanaman kering yang tak banyak membutuhkan air. Sehingga, jika cuaca buruk ini terus berlanjut, maka hampir dipastikan petani tembakau akan mengalami gagal panen. (lim/rok)