NGAWI - Sekitar 150 jiwa dari 45 kepala keluarga (KK) di Dusun Grenjeng, Desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang tahun ini.
Pantauan JTV di lokasi, Jumat (06/09/2024), warga harus mengambil air menuju sumber air sumur dengan menempuh sejauh satu kilometer, sambil membawa jerigen dan tempat penampungan air lainnya.
Mereka menuju sumber air yang ada di dusun tersebut agar mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum dan memasak. Di sumur yang sumber airnya menyusut tersebut, warga harus antri menunggu giliran baik pagi dan sore untuk mengambil air dengan menggunakan timba.
“Sudah beberapa bulan ini air sulit mas. Sumur-sumur kering semua, makanya warga mengambil air disini,” jelas Sutopo, warga setempat.
Warga mengaku sudah 5 bulan ini mengalami krisis air akibat kemarau, karena sumur di rumahnya sudah tidak mengeluarkan air lagi. Air yang diambil dari sumur tersebut digunakan untuk memasak.
“Sedangkan untuk mencuci dan mandi harus beli air galon mas,” ungkap Sriyani, warga lain.
Kini, warga dusun tersebut hanya berharap bantuan air secepatnya, karena sumber air yang berada di tengah hutan sudah mulai berkurang. (ito/rok)
Pantauan JTV di lokasi, Jumat (06/09/2024), warga harus mengambil air menuju sumber air sumur dengan menempuh sejauh satu kilometer, sambil membawa jerigen dan tempat penampungan air lainnya.
Mereka menuju sumber air yang ada di dusun tersebut agar mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum dan memasak. Di sumur yang sumber airnya menyusut tersebut, warga harus antri menunggu giliran baik pagi dan sore untuk mengambil air dengan menggunakan timba.
“Sudah beberapa bulan ini air sulit mas. Sumur-sumur kering semua, makanya warga mengambil air disini,” jelas Sutopo, warga setempat.
Warga mengaku sudah 5 bulan ini mengalami krisis air akibat kemarau, karena sumur di rumahnya sudah tidak mengeluarkan air lagi. Air yang diambil dari sumur tersebut digunakan untuk memasak.
“Sedangkan untuk mencuci dan mandi harus beli air galon mas,” ungkap Sriyani, warga lain.
Kini, warga dusun tersebut hanya berharap bantuan air secepatnya, karena sumber air yang berada di tengah hutan sudah mulai berkurang. (ito/rok)
