TUBAN - Berdasarkan data dari Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tuban, jumlah kasus kebakaran mulai bulan Januari hingga awal bulan September 2024 di wilayah setempat, menembus angka 71 kejadian.
Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan jumlah kasus kebakaran pada tahun 2023 lalu yang tercatat hanya 54 kasus.
Selain kebakaran rumah, kasus kebakaran tahun ini didominasi oleh kebakaran kandang ternak dan lahan kosong. Sementara sisanya adalah kebakaran mobil, hutan, dan kejadian kebakaran lainnya.
Kabid Damkar Kabupaten Tuban, Sutaji mengungkapkan, peningkatan jumlah kasus kebakaran ini dipicu datangnya musim kemarau. Selain cuaca panas ekstrem, angin kencang juga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus kebakaran.
“Mulai bulan Januari sampai awal September ini. Kasus kebakaran terjadi paling banyak di bulan Agustus, ada 21 kasus. Ini karena memang puncak musim kemarau, cuacanya panas dan anginnya kencang,” ungkapnya kepada JTV, Kamis (05/09/2024).
Guna mengurangi angka kebakaran, Sutaji mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi yang dapat menyebabkan kebakaran. Mulai dari tidak membuang puntung rokok sembarangan, membakar lahan kosong sembarangan, serta tidak meninggalkan api dalam kondisi masih menyala.
“Meski nihil korban jiwa, namun kerugian akibat kebakaran selama tahun 2024 ini tercatat mencapai belasan miliar rupiah,” pungkas Sutaji. (dzi/rok)
Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan jumlah kasus kebakaran pada tahun 2023 lalu yang tercatat hanya 54 kasus.
Selain kebakaran rumah, kasus kebakaran tahun ini didominasi oleh kebakaran kandang ternak dan lahan kosong. Sementara sisanya adalah kebakaran mobil, hutan, dan kejadian kebakaran lainnya.
Kabid Damkar Kabupaten Tuban, Sutaji mengungkapkan, peningkatan jumlah kasus kebakaran ini dipicu datangnya musim kemarau. Selain cuaca panas ekstrem, angin kencang juga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus kebakaran.
“Mulai bulan Januari sampai awal September ini. Kasus kebakaran terjadi paling banyak di bulan Agustus, ada 21 kasus. Ini karena memang puncak musim kemarau, cuacanya panas dan anginnya kencang,” ungkapnya kepada JTV, Kamis (05/09/2024).
Guna mengurangi angka kebakaran, Sutaji mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi yang dapat menyebabkan kebakaran. Mulai dari tidak membuang puntung rokok sembarangan, membakar lahan kosong sembarangan, serta tidak meninggalkan api dalam kondisi masih menyala.
“Meski nihil korban jiwa, namun kerugian akibat kebakaran selama tahun 2024 ini tercatat mencapai belasan miliar rupiah,” pungkas Sutaji. (dzi/rok)
