BOJONEGORO - Musim kemarau menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bojonegoro meningkat cukup signifikan. Penyebab mayoritas kebakaran tersebut, disebabkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar Mat) Kabupaten Bojonegoro, sejak awal Januari hingga Agustus 2024 terdapat 47 peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Dinas Damkarmat Kabupaten Bojonegoro Achmad Gunawan mengungkapkan, 47 peristiwa kebakaran itu terjadi selama musim kemarau. Puncak dari karhutla di Kabupaten Bojonegoro, yakni pada bulan Juli hingga Agustus.
“Jumlah 47 kejadian kebakaran rinciannya yakni, 8 kali kebakaran hutan, 39 kali kebakaran lahan. Sementara mayoritas dari insiden kebakaran hutan dan lahan itu, disebabkan ulah oknum yang tak bertanggung jawab,” jelasnya kepada JTV, Selasa (10/09/2024).
Pihaknya menghimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bojonegoro, agar menghentikan aktivitas pembakaran sampah. Selain bisa mencemari udara dan lingkungan, tindakan itu juga bisa membuat pelaku diancam pidana 3 bulan kurungan penjara.
“Hal tersebut tertuang dalam peraturan daerah (perda) nomor 15 tahun 2015 tentang keamanan dan ketertiban umum,” pungkasnya. (lim/rok)
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar Mat) Kabupaten Bojonegoro, sejak awal Januari hingga Agustus 2024 terdapat 47 peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Dinas Damkarmat Kabupaten Bojonegoro Achmad Gunawan mengungkapkan, 47 peristiwa kebakaran itu terjadi selama musim kemarau. Puncak dari karhutla di Kabupaten Bojonegoro, yakni pada bulan Juli hingga Agustus.
“Jumlah 47 kejadian kebakaran rinciannya yakni, 8 kali kebakaran hutan, 39 kali kebakaran lahan. Sementara mayoritas dari insiden kebakaran hutan dan lahan itu, disebabkan ulah oknum yang tak bertanggung jawab,” jelasnya kepada JTV, Selasa (10/09/2024).
Pihaknya menghimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bojonegoro, agar menghentikan aktivitas pembakaran sampah. Selain bisa mencemari udara dan lingkungan, tindakan itu juga bisa membuat pelaku diancam pidana 3 bulan kurungan penjara.
“Hal tersebut tertuang dalam peraturan daerah (perda) nomor 15 tahun 2015 tentang keamanan dan ketertiban umum,” pungkasnya. (lim/rok)
