LUMAJANG - Usaha tidak akan menghianati hasil. Pepatah tersebut pantas disematkan pada Nur Hasan, 40 tahun warga, Desa Gucialit, Kabupaten Lumajang.
Berawal dari kerja serabutan hingga menjadi anak rantau di sejumlah kota di tanah air. Kini ia mampu sukses menciptakan usaha briket arang yang pemasarannya tembus pasar mancanegara.
Berjalan satu tahun, kini Nur Hasan memiliki 32 karyawan. Dalam satu hari, Ia mampu memproduksi 600 kilogram briket arang dan dalam sebulan produksinya bisa mencapai 15 ton briket arang.
Selain dipasarkan di sejumlah kota di tanah air, mulai Probolinggo, Bondowoso dan Bali. Produk briket arang yang dihasilkan juga tembus pasar mancanegara, seperti Turki dan Arab Saudi.
“Alhamdulillah mas, satu berjalan ini sudah bisa tembus pasar luar negeri. Diawal-awal banyak sekali tantangan dalam membangun usaha ini,” jelasnya kepada JTV, Senin (28/10/2024).
Kesuksesan Nur Hasan berawal dari keresahannya melihat banyaknya tempurung kelapa di desanya terbuang sia-sia. Dari situlah kemudian muncul ide membuat briket arang yang dipelajari secara otodidak melalui kanal youtube.
“Saya belajar bisnis ini otodidak. Belajar dari youtube dan saya kembangkan sendiri,” imbuhnya.
Meskipun sempat pontang-panting di awal merintis usahanya. Kini dengan briket arang Nur Hasan mampu meraup untung bersih tiap bulannya mencapai 45 juta rupiah.
Tak hanya itu, usaha Nur Hasan juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Bahkan para pekerja mayoritas mantan pekerja serabutan.
Kisah Nur Hasan menjadi bukti tentang kejelian membaca peluang, serta usaha keras dan pantang menyerah akan menuai hasil di kemudian hari. (yn/rok)
Berawal dari kerja serabutan hingga menjadi anak rantau di sejumlah kota di tanah air. Kini ia mampu sukses menciptakan usaha briket arang yang pemasarannya tembus pasar mancanegara.
Berjalan satu tahun, kini Nur Hasan memiliki 32 karyawan. Dalam satu hari, Ia mampu memproduksi 600 kilogram briket arang dan dalam sebulan produksinya bisa mencapai 15 ton briket arang.
Selain dipasarkan di sejumlah kota di tanah air, mulai Probolinggo, Bondowoso dan Bali. Produk briket arang yang dihasilkan juga tembus pasar mancanegara, seperti Turki dan Arab Saudi.
“Alhamdulillah mas, satu berjalan ini sudah bisa tembus pasar luar negeri. Diawal-awal banyak sekali tantangan dalam membangun usaha ini,” jelasnya kepada JTV, Senin (28/10/2024).
Kesuksesan Nur Hasan berawal dari keresahannya melihat banyaknya tempurung kelapa di desanya terbuang sia-sia. Dari situlah kemudian muncul ide membuat briket arang yang dipelajari secara otodidak melalui kanal youtube.
“Saya belajar bisnis ini otodidak. Belajar dari youtube dan saya kembangkan sendiri,” imbuhnya.
Meskipun sempat pontang-panting di awal merintis usahanya. Kini dengan briket arang Nur Hasan mampu meraup untung bersih tiap bulannya mencapai 45 juta rupiah.
Tak hanya itu, usaha Nur Hasan juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Bahkan para pekerja mayoritas mantan pekerja serabutan.
Kisah Nur Hasan menjadi bukti tentang kejelian membaca peluang, serta usaha keras dan pantang menyerah akan menuai hasil di kemudian hari. (yn/rok)