BOJONEGORO - Kemarau panjang membuat dampak kekeringan di Kabupaten Bojonegoro terus meluas. Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Papringan, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga menerima droping bantuan air bersih, baik dari pemerintah maupun dari TNI-Polri dan swasta. Pasalnya, sumur warga setempat tak lagi mengeluarkan sumber air akibat kemarau panjang .
Seperti bantuan droping air bersih yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bojonegoro di desa setempat pada Rabu (09/10/2024). Pantauan JTV di lokasi, warga antusias menerima bantuan air dengan membawa jerigen maupun bak penampungan.
Warga terdampak mengaku jika krisis air bersih ini sudah berlangsung sejak 3 bulan yang lalu, sumur milik warga sudah tak lagi mengeluarkan sumber air. Warga mengatakan jika air bersih ini akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, hingga memberi minum hewan ternaknya.
“Sudah 3 bulan ini kesulitan air mas. Sumur disini kering semua. Untungnya sering ada bantuan air bersih, jadi kita agak ringan,” jelas Masri, warga setempat.
Sementara itu menurut data dari BPBD Bojonegoro, hingga kini tercatat ada 82 Desa dari 24 Kecamatan yang dilanda kekeringan hingga krisis air bersih. Selain itu BPBD juga telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.512 tangki dengan kapasitas enam ribu liter air.
“Yang paling banyak bantuan air dari BPBD. Sangat membantu warga. Kalau nggak begitu warga harus beli atau ngambil air di desa lain,” tegas Sumiati, warga setempat.
Dijadwalkan droping air bersih ini, akan terus dilakukan secara rutin. Penyaluran air bersih dilakukan setiap hari ke desa-desa terdampak kekeringan, secara bergantian.
Meski dalam jumlah terbatas. Namun, diharapkan bantuan air ini, dapat membantu meringankan beban warga yang sedang dilanda kekeringan. (lim/rok)
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga menerima droping bantuan air bersih, baik dari pemerintah maupun dari TNI-Polri dan swasta. Pasalnya, sumur warga setempat tak lagi mengeluarkan sumber air akibat kemarau panjang .
Seperti bantuan droping air bersih yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bojonegoro di desa setempat pada Rabu (09/10/2024). Pantauan JTV di lokasi, warga antusias menerima bantuan air dengan membawa jerigen maupun bak penampungan.
Warga terdampak mengaku jika krisis air bersih ini sudah berlangsung sejak 3 bulan yang lalu, sumur milik warga sudah tak lagi mengeluarkan sumber air. Warga mengatakan jika air bersih ini akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, hingga memberi minum hewan ternaknya.
“Sudah 3 bulan ini kesulitan air mas. Sumur disini kering semua. Untungnya sering ada bantuan air bersih, jadi kita agak ringan,” jelas Masri, warga setempat.
Sementara itu menurut data dari BPBD Bojonegoro, hingga kini tercatat ada 82 Desa dari 24 Kecamatan yang dilanda kekeringan hingga krisis air bersih. Selain itu BPBD juga telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.512 tangki dengan kapasitas enam ribu liter air.
“Yang paling banyak bantuan air dari BPBD. Sangat membantu warga. Kalau nggak begitu warga harus beli atau ngambil air di desa lain,” tegas Sumiati, warga setempat.
Dijadwalkan droping air bersih ini, akan terus dilakukan secara rutin. Penyaluran air bersih dilakukan setiap hari ke desa-desa terdampak kekeringan, secara bergantian.
Meski dalam jumlah terbatas. Namun, diharapkan bantuan air ini, dapat membantu meringankan beban warga yang sedang dilanda kekeringan. (lim/rok)