TUBAN - Sebuah kebakaran besar terjadi di pabrik pengolahan batu gamping milik Dirjo di Desa Trutup, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Insiden ini diduga berawal dari percikan api di dalam tungku pembakaran, yang kemudian menyambar tumpukan serbuk kayu di sekitarnya.
Menurut informasi yang diperoleh tim JTV, kebakaran berlangsung cepat akibat angin kencang dan banyaknya material mudah terbakar di area pabrik.
Sutaji, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Tuban, menjelaskan bahwa petugas mengalami kesulitan saat mencoba memadamkan api. Mereka harus mengurai serbuk kayu terlebih dahulu sebelum dapat melakukan pemadaman secara efektif.
“Setelah satu jam berjuang, akhirnya kami berhasil memadamkan api sepenuhnya,” tambah Sutaji kepada JTV.
Deta Zanu Rianto, anak pemilik pabrik, menceritakan bagaimana kebakaran itu pertama kali diketahui oleh ibunya saat pabrik masih beroperasi.
“Kami melihat percikan api keluar dari dalam pabrik, dan dalam sekejap, api langsung menyebar ke tumpukan serbuk kayu di sekitarnya,” ujarnya. Situasi ini membuat mereka sangat panik, mengingat pabrik tersebut adalah sumber penghasilan bagi keluarga mereka.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian material diperkirakan mencapai 80 juta rupiah. Barang-barang yang hangus terbakar antara lain serbuk kayu, peralatan, serta bangunan pabrik itu sendiri. Kejadian ini meninggalkan dampak besar bagi pemilik pabrik dan juga masyarakat sekitar yang bergantung pada keberadaan pabrik tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di area yang menggunakan material mudah terbakar. (Red/)
Menurut informasi yang diperoleh tim JTV, kebakaran berlangsung cepat akibat angin kencang dan banyaknya material mudah terbakar di area pabrik.
Sutaji, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Tuban, menjelaskan bahwa petugas mengalami kesulitan saat mencoba memadamkan api. Mereka harus mengurai serbuk kayu terlebih dahulu sebelum dapat melakukan pemadaman secara efektif.
“Setelah satu jam berjuang, akhirnya kami berhasil memadamkan api sepenuhnya,” tambah Sutaji kepada JTV.
Deta Zanu Rianto, anak pemilik pabrik, menceritakan bagaimana kebakaran itu pertama kali diketahui oleh ibunya saat pabrik masih beroperasi.
“Kami melihat percikan api keluar dari dalam pabrik, dan dalam sekejap, api langsung menyebar ke tumpukan serbuk kayu di sekitarnya,” ujarnya. Situasi ini membuat mereka sangat panik, mengingat pabrik tersebut adalah sumber penghasilan bagi keluarga mereka.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian material diperkirakan mencapai 80 juta rupiah. Barang-barang yang hangus terbakar antara lain serbuk kayu, peralatan, serta bangunan pabrik itu sendiri. Kejadian ini meninggalkan dampak besar bagi pemilik pabrik dan juga masyarakat sekitar yang bergantung pada keberadaan pabrik tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di area yang menggunakan material mudah terbakar. (Red/)
