BOJONEGORO - Pernikahan menjadi salah satu momen yang paling diidam-idamkan oleh setiap orang, untuk menjalani biduk rumah tangga bersama dengan pasangannya. Namun di Kabupaten Bojonegoro, jumlah pernikahan pada tahun 2024 berjalan ini justru mengalami penurunan signifikan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro, jumlah angka pernikahan pada tahun 2024 berjalan ini tercatat baru sebanyak sebanyak 8.520 pasangan. Jumlah tersebut menurun signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 10.200 pasangan melangsungkan pernikahan.
Plt Kasubag TU Kantor Kemenag Bojonegoro, Moh Zainal Arifin mengatakan, jumlah angka pernikahan di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan hingga 20 persen. Menurutnya, penurunan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya kasus perceraian yang menjadi momok menakutkan bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, sehingga lebih memilih hidup sendiri ataupun tanpa adanya ikatan.
“Kemudian adanya faktor ketakutan dalam melangsungkan pernikahan, lantaran problem masalah ekonomi,” jelasnya kepada JTV, Selasa (06/11/2024).
Zainal menambahkan, sejauh ini Kemenag setempat sudah berkolaborasi dengan Pemkab Bojonegoro, untuk memberikan penyuluhan untuk keberlangsungan keluarga harmonis, guna mencegah terjadinya perceraian.
“Serta mengadakan bimbingan dan pengarahan bagi setiap pasangan sebelum melangsungkan pernikahan,” imbuhnya.
Adapun beberapa wilayah yang banyak melangsungkan pernikahan berada di Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem, Balen dan Kecamatan Kapas. (edo/rok)
Data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro, jumlah angka pernikahan pada tahun 2024 berjalan ini tercatat baru sebanyak sebanyak 8.520 pasangan. Jumlah tersebut menurun signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 10.200 pasangan melangsungkan pernikahan.
Plt Kasubag TU Kantor Kemenag Bojonegoro, Moh Zainal Arifin mengatakan, jumlah angka pernikahan di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan hingga 20 persen. Menurutnya, penurunan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya kasus perceraian yang menjadi momok menakutkan bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, sehingga lebih memilih hidup sendiri ataupun tanpa adanya ikatan.
“Kemudian adanya faktor ketakutan dalam melangsungkan pernikahan, lantaran problem masalah ekonomi,” jelasnya kepada JTV, Selasa (06/11/2024).
Zainal menambahkan, sejauh ini Kemenag setempat sudah berkolaborasi dengan Pemkab Bojonegoro, untuk memberikan penyuluhan untuk keberlangsungan keluarga harmonis, guna mencegah terjadinya perceraian.
“Serta mengadakan bimbingan dan pengarahan bagi setiap pasangan sebelum melangsungkan pernikahan,” imbuhnya.
Adapun beberapa wilayah yang banyak melangsungkan pernikahan berada di Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem, Balen dan Kecamatan Kapas. (edo/rok)