MAGETAN - Para petani sayur di Lereng Gunung Lawu Di Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan memiliki banyak produk sayuran unggulan. Namun, petani setempat justru dibuat resah dengan harga sayuran di pasaran yang naik turun atau fluktuatif.
Kondisi tersebut salah satunya dirasakan Agus Yulianto, ketua kelompok tani maju desa setempat. Menurutnya, tanaman sayur yang diunggulkan seperti tanaman kubis, bunga kol, daun bawang dan bawang merah.
“Petani disini memilih fokus bertanam sayur karena cocok dengan iklimnya, namun banyak tantangan yang dihadapi petani, harga sayuran yang naik turun,” jelas Agus kepada JTV, Selasa (05/11/2024).
Lanjutnya, jika dari segi harga bagus, maka penghasilan petani akan membaik. Namun jika harga turun, petani pun hanya sekedar hidup tanpa ada laba yang diterima.
“Kendala lain di pertanian pasti akan menemui hama, cara untuk mengolah lahan yang menentukan hasil panen, hingga harga jual sayur yang fluktuatif. Makanya petani disini harus cerdas mengatasi dan mengurai permasalahan,” imbuhnya.
Petani setempat berharap, pemerintah menetapkan harga acuan sayur mayur. Jika ada harga yang pasti, petani pun tentu akan bersemangat untuk bercocok tanam. Pasalnya biaya petani untuk bertanam itu juga tidak murah. (ai/rok)
Kondisi tersebut salah satunya dirasakan Agus Yulianto, ketua kelompok tani maju desa setempat. Menurutnya, tanaman sayur yang diunggulkan seperti tanaman kubis, bunga kol, daun bawang dan bawang merah.
“Petani disini memilih fokus bertanam sayur karena cocok dengan iklimnya, namun banyak tantangan yang dihadapi petani, harga sayuran yang naik turun,” jelas Agus kepada JTV, Selasa (05/11/2024).
Lanjutnya, jika dari segi harga bagus, maka penghasilan petani akan membaik. Namun jika harga turun, petani pun hanya sekedar hidup tanpa ada laba yang diterima.
“Kendala lain di pertanian pasti akan menemui hama, cara untuk mengolah lahan yang menentukan hasil panen, hingga harga jual sayur yang fluktuatif. Makanya petani disini harus cerdas mengatasi dan mengurai permasalahan,” imbuhnya.
Petani setempat berharap, pemerintah menetapkan harga acuan sayur mayur. Jika ada harga yang pasti, petani pun tentu akan bersemangat untuk bercocok tanam. Pasalnya biaya petani untuk bertanam itu juga tidak murah. (ai/rok)