JOMBANG - Dengan memanfaatkan dedaunan di sekitar pekarangan rumah, Nadhifatul Fuadiyah, seorang perajin batik eco print di Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, berhasil meraup uang jutaan rupiah. Batik dengan motif dedaunan ini menjadi trend fashion unik yang digemari kalangan pecinta produk ramah lingkungan.
Perajin ini sudah beberapa tahun menggeluti usaha fashion dengan memanfaatkan motif daun yang mulai terus menjadi trend. Perempuan yang akrab disapa Ifa ini mengatakan, seluruh produknya usaha ecoprint miliknya mayoritas mengandalkan bahan dari alam.
“Semua disini mengandalkan bahan dari alam. Seperti kain dari serat alam, motif dari daun , maupun warna yang digunakan juga berasal dari bahan-bahan alam yang ada di sekitar,” jelasnya kepada JTV, Selasa (19/11/2024).
Ifa mengawali proses pembuatan eco-print dengan memetik dedaunan dari tumbuhan yang Ia tanam sendiri di belakang rumah. Daun-daun tersebut nantinya akan ia gunakan sebagai motif di kain yang bernuansa alami.
Kemudian daun-daun di tata di atas kain yang sebelumnya sudah dilakukan treatment beberapa kali. Setelah dedaunan tertata rapi di atas kain, selanjutnya kain dilipat dan digulung menggunakan paralon dan dibungkus plastik serta diikat secara kuat.
Setelah itu bungkusan kain tersebut direbus selama beberapa jam. Setelah direbus, kain dibuka dan dipisahkan dengan dau-daun yang masih menempel di kain.
“Selanjutnya kain siap untuk digunakan sebagai bahan baju, jaket, topi, tas, hingga sepatu,” ungkap Ifa.
Dengan peluang pasar yang terus meluas, perajin ini memiliki pemasaran yang fokus melalui pameran-pameran. Siapa sangka lewat kerja kerasnya, usaha rumahan milik Ifa ini telah mampu menjangkau pasar nasional melalui berbagai event, baik yang diadakan pemerintah maupun swasta.
Harga yang dipatok dari produk fashion ramah lingkungan ini juga cukup fantastis. Berkisar antara 250 ribu hingga 1,5 juta rupiah, tak ayal pendapatan yang dicapai pun bisa mencapai 70 juta rupiah per event.
Seorang pelanggan mengaku senang bisa menggunakan produk ramah lingkungan. Pelanggan ini mengaku memiliki selera tersendiri terhadap desain dan motif produk batik eco print yang dianggapnya modern dan elegan.
“Selain baju, saya juga sangat menyukai tas dan baju dari bahan alam tersebut karena desainnya lucu dan bisa dipakai untuk acara casual atau formal, bahkan dipakai kondangan pun juga sangat cocok,” jelas Agustina, salah satu pelanggan. (ful/rok)
Perajin ini sudah beberapa tahun menggeluti usaha fashion dengan memanfaatkan motif daun yang mulai terus menjadi trend. Perempuan yang akrab disapa Ifa ini mengatakan, seluruh produknya usaha ecoprint miliknya mayoritas mengandalkan bahan dari alam.
“Semua disini mengandalkan bahan dari alam. Seperti kain dari serat alam, motif dari daun , maupun warna yang digunakan juga berasal dari bahan-bahan alam yang ada di sekitar,” jelasnya kepada JTV, Selasa (19/11/2024).
Ifa mengawali proses pembuatan eco-print dengan memetik dedaunan dari tumbuhan yang Ia tanam sendiri di belakang rumah. Daun-daun tersebut nantinya akan ia gunakan sebagai motif di kain yang bernuansa alami.
Kemudian daun-daun di tata di atas kain yang sebelumnya sudah dilakukan treatment beberapa kali. Setelah dedaunan tertata rapi di atas kain, selanjutnya kain dilipat dan digulung menggunakan paralon dan dibungkus plastik serta diikat secara kuat.
Setelah itu bungkusan kain tersebut direbus selama beberapa jam. Setelah direbus, kain dibuka dan dipisahkan dengan dau-daun yang masih menempel di kain.
“Selanjutnya kain siap untuk digunakan sebagai bahan baju, jaket, topi, tas, hingga sepatu,” ungkap Ifa.
Dengan peluang pasar yang terus meluas, perajin ini memiliki pemasaran yang fokus melalui pameran-pameran. Siapa sangka lewat kerja kerasnya, usaha rumahan milik Ifa ini telah mampu menjangkau pasar nasional melalui berbagai event, baik yang diadakan pemerintah maupun swasta.
Harga yang dipatok dari produk fashion ramah lingkungan ini juga cukup fantastis. Berkisar antara 250 ribu hingga 1,5 juta rupiah, tak ayal pendapatan yang dicapai pun bisa mencapai 70 juta rupiah per event.
Seorang pelanggan mengaku senang bisa menggunakan produk ramah lingkungan. Pelanggan ini mengaku memiliki selera tersendiri terhadap desain dan motif produk batik eco print yang dianggapnya modern dan elegan.
“Selain baju, saya juga sangat menyukai tas dan baju dari bahan alam tersebut karena desainnya lucu dan bisa dipakai untuk acara casual atau formal, bahkan dipakai kondangan pun juga sangat cocok,” jelas Agustina, salah satu pelanggan. (ful/rok)