Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Selasa, 17 Desember 2024, 11:13 WIB
Last Updated 2024-12-17T08:14:18Z
BojonegoroViewerViral

9 Pintu Bendungan Gerak Bojonegoro Dibuka untuk Antisipasi Banjir


BOJONEGORO - Curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir, mengakibatkan debit air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro, terus meningkat hingga menyentuh elevasi 14,9 meter atau hampir mendekati level siaga hijau.

Kepala Sub Divisi Operasional Sumber Daya Air Bengawan Solo II Perum Jasa Tirta Satu, Agung Wicaksono menjelaskan, tinggi muka air Bengawan Solo saat ini mengalami tren kenaikan yang cukup tinggi. Berdasarkan data terkini automatic water level recorder atau alat pengukur muka air otomatis, menunjukkan debit air bengawan solo hampir mendekati level siaga hijau atau pada batas 15,21 meter.

“Selain disebabkan curah hujan tinggi di wilayah lokal Bojonegoro. Tren kenaikan debit air ini juga dipicu datangnya air kiriman dari wilayah hulu di Wonogiri Jawa Tengah yang kini sudah berstatus siaga,” jelasnya kepada JTV, Selasa (17/12/2024).

Untuk itu, sebagai upaya antisipasi. Pihaknya kini telah membuka 9 pintu air bendung gerak Bojonegoro atau semuanya masing-masing sedalam 2 sampai 3 meter. Pembukaan 9 pintu bendung gerak ini akan dilakukan sampai dengan debit air yang ada di hulu sungai mengalami penurunan.

“Diharapkan dengan langkah ini, maka nantinya, operator yang bertugas, dapat mengontrol atau melakukan pengendalian banjir, utamanya di sepanjang wilayah sekitar bantaran sungai,” imbuh Agung Wicaksono.

Selain bendung gerak Bojonegoro, upaya serupa juga dilakukan di dua bendung gerak daerah hilir, yakni di bendung gerak Babat, Lamongan, dan di bendung gerak Sembayat, Gresik. Adapun menghadapi ancaman banjir di musim hujan ini. Perum Jasa Tirta Satu juga telah melakukan beberapa upaya preventif.

“Salahsatunya adalah perbaikan dan pengecekan infrastruktur bendungan secara berkala, sehingga berfungsi normal dan mampu menampung volume air secara maksimal,” ungkap Agung.

Sementara itu, berdasarkan ramalan cuaca badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG), puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari 2025.

Untuk itu, dengan kondisi bendung gerak yang dipastikan berfungsi maksimal, diharapkan sudah mampu menampung datangnya aliran air dari wilayah hulu. Sehingga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, dapat tenang dan tidak sampai terdampak banjir seperti di tahun-tahun sebelumnya. (lim/rok)