TUBAN - Memasuki musim penghujan, sekitar sepuluh bunga rafflesia arnoldi atau bunga bangkai bermekaran di perbukitan kapur Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Bunga yang tergolong langka ini tumbuh di bawah area hutan jati.
Pantauan JTV di lokasi, Selasa (03/12/2024) pagi. Bunga langka yang tumbuh di tepi jalan penghubung antara Desa Pucangan dan Padasan ini mencuri perhatian warga yang melintas.
Pasalnya, bunga yang terkenal dengan bau busuk dan memiliki warna merah tua dengan kombinasi hijau serta terdapat bintik-bintik keputihan yang menghiasi tepian bunga ini pertama kali ditemukan dalam kondisi masih menguncup. Namun kini bunga tersebut mulai mekar dan mengeluarkan bau tak sedap.
Menurut warga setempat, bunga ini sering tumbuh disaat awal musim penghujan. Mereka tumbuh di lahan kosong di bawah pohon jati.
“Kalau musim hujan awal, bunga bangkai ini mulai muncul di sungai butoh ini. Tepatnya di samping jembatan dranjang kawat. Biasanya tumbuh di lahan kosong yang tidak digarap petani,” jelas Wareh, warga setempat kepada JTV di lokasi.
Sebelumnya, terdapat sekitar 10 bunga rafflesia arnoldi yang tumbuh di kawasan perbukitan kapur setempat. Namun saat ini, hanya menyisakan dua, lantaran sisanya hilang diterjang banjir bandang beberapa hari lalu.
“Kemarin itu ada banyak, sekitar sepuluh, tapi sekarang tinggal dua. Soalnya kemarin ada banjir bandang, jadi banyak yang hilang terbawa arus,” ungkap Wareh.
Rafflesia arnoldi merupakan bunga langka dan dilindungi undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Bunga ini biasanya tumbuh di kawasan hutan hujan, hutan sekunder dengan tanah berkapur di ketinggian antara 120 sampai 365 meter dari permukaan laut. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, Selasa (03/12/2024) pagi. Bunga langka yang tumbuh di tepi jalan penghubung antara Desa Pucangan dan Padasan ini mencuri perhatian warga yang melintas.
Pasalnya, bunga yang terkenal dengan bau busuk dan memiliki warna merah tua dengan kombinasi hijau serta terdapat bintik-bintik keputihan yang menghiasi tepian bunga ini pertama kali ditemukan dalam kondisi masih menguncup. Namun kini bunga tersebut mulai mekar dan mengeluarkan bau tak sedap.
Menurut warga setempat, bunga ini sering tumbuh disaat awal musim penghujan. Mereka tumbuh di lahan kosong di bawah pohon jati.
“Kalau musim hujan awal, bunga bangkai ini mulai muncul di sungai butoh ini. Tepatnya di samping jembatan dranjang kawat. Biasanya tumbuh di lahan kosong yang tidak digarap petani,” jelas Wareh, warga setempat kepada JTV di lokasi.
Sebelumnya, terdapat sekitar 10 bunga rafflesia arnoldi yang tumbuh di kawasan perbukitan kapur setempat. Namun saat ini, hanya menyisakan dua, lantaran sisanya hilang diterjang banjir bandang beberapa hari lalu.
“Kemarin itu ada banyak, sekitar sepuluh, tapi sekarang tinggal dua. Soalnya kemarin ada banjir bandang, jadi banyak yang hilang terbawa arus,” ungkap Wareh.
Rafflesia arnoldi merupakan bunga langka dan dilindungi undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Bunga ini biasanya tumbuh di kawasan hutan hujan, hutan sekunder dengan tanah berkapur di ketinggian antara 120 sampai 365 meter dari permukaan laut. (dzi/rok)
