TUBAN - Cuaca buruk berupa gelombang tinggi disertai angin kencang, membuat nelayan di pesisir utara Kabupaten Tuban berhenti melaut. Kondisi tersebut salah satunya seperti terpantau di Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Sabtu (21/12/2024) pagi.
Terlihat angin kencang disertai ombak tinggi melanda wilayah perairan setempat. Nampak perahu nelayan yang terparkir di bibir pantai terombang-ambing oleh gelombang laut yang semakin tinggi.
Demi keselamatan bersama, para nelayan terpaksa berhenti melaut untuk sementara waktu. Sembari menunggu cuaca membaik, mereka memilih memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan mereka yang rusak.
Menurut salah satu nelayan, Marji, cuaca buruk di laut utara tuban terjadi sejak dua pekan terakhir. Selain curah hujan tinggi dan angin kencang, ombak laut saat ini mencapai lebih dari satu setengah meter.
“Yang melaut ya ada mas. Cuma sebagian besar nggak berani, karena ombaknya besar. Jadi saat ini nelayan banyak yang beraktivitas di darat. Memperbaiki perahu dan jaring,” jelasnya kepada JTV.
Sementara itu, menurut prediksi BMKG Tuban, cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang akan terjadi hingga akhir bulan Januari. Selain itu, diperkirakan akan terjadi pasang maksimum di awal bulan Januari.
Pada akhir tahun 2024 ini, BMKG juga memprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Terkait fenomena ini, para nelayan dan masyarakat diimbau agar lebih waspada terhadap terjadinya potensi bencana.
“Prediksi cuaca jelang nataru ini akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Untuk di laut sendiri ketinggian gelombang akan naik hingga dua meter. Namun awal bulan depan akan turun hingga 1 setengah meter,” ungkap Nursyamsi Muhammad Alfian, Ketua Kelompok Data dan Informasi BMKG Tuban.
Atas kondisi ini, para nelayan hanya bisa pasrah dan berharap cuaca bisa kembali normal. (dzi/rok)
Terlihat angin kencang disertai ombak tinggi melanda wilayah perairan setempat. Nampak perahu nelayan yang terparkir di bibir pantai terombang-ambing oleh gelombang laut yang semakin tinggi.
Demi keselamatan bersama, para nelayan terpaksa berhenti melaut untuk sementara waktu. Sembari menunggu cuaca membaik, mereka memilih memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan mereka yang rusak.
Menurut salah satu nelayan, Marji, cuaca buruk di laut utara tuban terjadi sejak dua pekan terakhir. Selain curah hujan tinggi dan angin kencang, ombak laut saat ini mencapai lebih dari satu setengah meter.
“Yang melaut ya ada mas. Cuma sebagian besar nggak berani, karena ombaknya besar. Jadi saat ini nelayan banyak yang beraktivitas di darat. Memperbaiki perahu dan jaring,” jelasnya kepada JTV.
Sementara itu, menurut prediksi BMKG Tuban, cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang akan terjadi hingga akhir bulan Januari. Selain itu, diperkirakan akan terjadi pasang maksimum di awal bulan Januari.
Pada akhir tahun 2024 ini, BMKG juga memprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Terkait fenomena ini, para nelayan dan masyarakat diimbau agar lebih waspada terhadap terjadinya potensi bencana.
“Prediksi cuaca jelang nataru ini akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Untuk di laut sendiri ketinggian gelombang akan naik hingga dua meter. Namun awal bulan depan akan turun hingga 1 setengah meter,” ungkap Nursyamsi Muhammad Alfian, Ketua Kelompok Data dan Informasi BMKG Tuban.
Atas kondisi ini, para nelayan hanya bisa pasrah dan berharap cuaca bisa kembali normal. (dzi/rok)
