BOJONEGORO - Desa Geneng, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, dikenal sebagai sentra kerajinan akar kayu jati. Produk yang dihasilkan seperti meja, kursi, hiasan rumah, hingga patung artistik, sebelumnya banyak diminati oleh pembeli lokal maupun luar daerah.
Namun, kondisi saat ini berbeda. Para perajin mengaku kesulitan menjual hasil karya mereka.
Salah satu perajin akar jati, Supriyanto (35 tahun) mengatakan, penurunan pembeli sudah dirasakan sejak musim corona lalu. Penurunan pembeli ini berdampak signifikan terhadap pendapatan para perajin.
“Karena sepi ini, banyak perajin yang sudah gulung tikar. Semoga ada perhatian dari pihak terkait,” jelasnya kepada JTV, Sabtu (28/12/2024).
Hal serupa juga dialami oleh Muhamad Rizki Nizar, perajin lain. Menurutnya, sejak pandemi covid-19, pesanan dan minat pembeli menurun drastis hingga 50 persen. Omset yang ia dapatkan sebelumnya mencapai 20 juta per bulan kini hanya berkisar antara 10 hingga 12 juta saja.
“Mulai turun itu sejak covid. Tapi sampai sekarang justru terus turun, pasar semakin sepi,” ungkapnya.
Para perajin berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, agar warisan seni kerajinan ini kembali normal. (lim/rok)
Namun, kondisi saat ini berbeda. Para perajin mengaku kesulitan menjual hasil karya mereka.
Salah satu perajin akar jati, Supriyanto (35 tahun) mengatakan, penurunan pembeli sudah dirasakan sejak musim corona lalu. Penurunan pembeli ini berdampak signifikan terhadap pendapatan para perajin.
“Karena sepi ini, banyak perajin yang sudah gulung tikar. Semoga ada perhatian dari pihak terkait,” jelasnya kepada JTV, Sabtu (28/12/2024).
Hal serupa juga dialami oleh Muhamad Rizki Nizar, perajin lain. Menurutnya, sejak pandemi covid-19, pesanan dan minat pembeli menurun drastis hingga 50 persen. Omset yang ia dapatkan sebelumnya mencapai 20 juta per bulan kini hanya berkisar antara 10 hingga 12 juta saja.
“Mulai turun itu sejak covid. Tapi sampai sekarang justru terus turun, pasar semakin sepi,” ungkapnya.
Para perajin berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, agar warisan seni kerajinan ini kembali normal. (lim/rok)