BOJONEGORO - Upaya perbaikan tanggul Sungai Ingas yang jebol dua hari lalu, hingga kini terus berlangsung. Para petani dibantu petugas gabungan TNI, Perangkat Desa dan BPBD Bojonegoro, berupaya menutup tanggul material karung berisi tanah serta penguatan menggunakan potongan kayu dan bambu, Sabtu (21/12/2024).
Perbaikan darurat ini dipimpin langsung sejumlah Kepala Desa di wilayah terdampak, yang terjun ke lokasi bersama para Perangkat Desa di Kecamatan Kanor dan Baureno. Mereka bersama puluhan petani, anggota BPBD serta sejumlah personil TNI dari Koramil Kanor dan Baureno, bahu-membahu mengangkut material untuk perbaikan darurat tanggul Sungai Ingas yang jebol sepanjang 10 meter, pada Rabu (18/12/2024) pagi kemarin.
Sementara untuk memudahkan akses menuju lokasi. Sebanyak dua unit perahu didatangkan untuk mengangkut material kayu, pasir dan tanah menuju titik tanggul yang jebol.
Perangkat Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor, Suko Hariyanto menjelaskan perbaikan tanggul secara gotong royong ini merupakan upaya darurat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi banjir yang lebih besar. Adapun dampak akibat jebolnya tanggul ini, membuat para petani hampir dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar, mencapai rata-rata 70 juta rupiah per hektar.
“Kerugian diakibatkan banyak tanaman yang telah berumur 45 sampai 50 hari rusak parah akibat tersapu air banjir. Kalau tidak ada tindakan ya tanaman akan mati semua pak. Makanya kita disini gotong toyong,” jelasnya kepada JTV.
Adapun selain menutup tanggul yang jebol. Nantinya juga dilakukan pemetaan beberapa titik rawan lainnya.
“Ini sudah langganan tiap tahun jebol. Makanya titik-titik yang rawan juga akan dilakukan perbaikan dan penguatan tanggul. Karena di sejumlah titik sudah mengalami kerusakan dan longsor,” ungkap Suko Hariyanto.
Tanggul sungai ingas di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor Bojonegoro diketahui jebol pada Rabu pagi lalu. Tanggul tak mampu menampung debit air sungai yang meluap akibat dampak curah hujan tinggi di wilayah Bojonegoro.
Dampak dari jebolnya tanggul ini, membuat lebih dari 900 hektar padi petani di lima desa, wilayah Kecamatan Kanor dan Baureno rusak dan terancam gagal panen akibat terendam banjir. (lim/rok)
Perbaikan darurat ini dipimpin langsung sejumlah Kepala Desa di wilayah terdampak, yang terjun ke lokasi bersama para Perangkat Desa di Kecamatan Kanor dan Baureno. Mereka bersama puluhan petani, anggota BPBD serta sejumlah personil TNI dari Koramil Kanor dan Baureno, bahu-membahu mengangkut material untuk perbaikan darurat tanggul Sungai Ingas yang jebol sepanjang 10 meter, pada Rabu (18/12/2024) pagi kemarin.
Sementara untuk memudahkan akses menuju lokasi. Sebanyak dua unit perahu didatangkan untuk mengangkut material kayu, pasir dan tanah menuju titik tanggul yang jebol.
Perangkat Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor, Suko Hariyanto menjelaskan perbaikan tanggul secara gotong royong ini merupakan upaya darurat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi banjir yang lebih besar. Adapun dampak akibat jebolnya tanggul ini, membuat para petani hampir dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar, mencapai rata-rata 70 juta rupiah per hektar.
“Kerugian diakibatkan banyak tanaman yang telah berumur 45 sampai 50 hari rusak parah akibat tersapu air banjir. Kalau tidak ada tindakan ya tanaman akan mati semua pak. Makanya kita disini gotong toyong,” jelasnya kepada JTV.
Adapun selain menutup tanggul yang jebol. Nantinya juga dilakukan pemetaan beberapa titik rawan lainnya.
“Ini sudah langganan tiap tahun jebol. Makanya titik-titik yang rawan juga akan dilakukan perbaikan dan penguatan tanggul. Karena di sejumlah titik sudah mengalami kerusakan dan longsor,” ungkap Suko Hariyanto.
Tanggul sungai ingas di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor Bojonegoro diketahui jebol pada Rabu pagi lalu. Tanggul tak mampu menampung debit air sungai yang meluap akibat dampak curah hujan tinggi di wilayah Bojonegoro.
Dampak dari jebolnya tanggul ini, membuat lebih dari 900 hektar padi petani di lima desa, wilayah Kecamatan Kanor dan Baureno rusak dan terancam gagal panen akibat terendam banjir. (lim/rok)