NGAWI - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Ngawi terus meningkat. Upaya pencegahan dengan screening terus dilakukan di sejumlah pasar hewan, seperti di Pasar Hewan Legi Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, Kamis (09/01/2025) Pagi.
Di pasar ini, petugas memeriksa sapi-sapi yang hendak masuk ke dalam pasar hewan, apakah terpapar wabah PMK atau tidak saat hendak dijual kepada pembeli.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi, Suprianto menjelaskan hingga tanggal 8 Januari 2025 kemarin, sebanyak 707 ekor sapi di Ngawi terpapar wabah pmk.
“Dari jumlah itu 83 mati, 185 sapi berhasil sembuh dan sisanya masih dalam perawatan,” ungkapnya kepada JTV.
Lanjut Supriyanto, dampak serangan PMK tersebut membuat aktivitas jual beli di pasar hewan menjadi sepi. Pembeli merasa khawatir sapi-sapi yang dijual juga terkena wabah PMK.
“Kami juga akan mengusulkan untuk menutup sementara pasar hewan selama 14 hari, guna memutus penyebaran virus,” pungkasnya menegaskan. (ito/rok)
Di pasar ini, petugas memeriksa sapi-sapi yang hendak masuk ke dalam pasar hewan, apakah terpapar wabah PMK atau tidak saat hendak dijual kepada pembeli.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi, Suprianto menjelaskan hingga tanggal 8 Januari 2025 kemarin, sebanyak 707 ekor sapi di Ngawi terpapar wabah pmk.
“Dari jumlah itu 83 mati, 185 sapi berhasil sembuh dan sisanya masih dalam perawatan,” ungkapnya kepada JTV.
Lanjut Supriyanto, dampak serangan PMK tersebut membuat aktivitas jual beli di pasar hewan menjadi sepi. Pembeli merasa khawatir sapi-sapi yang dijual juga terkena wabah PMK.
“Kami juga akan mengusulkan untuk menutup sementara pasar hewan selama 14 hari, guna memutus penyebaran virus,” pungkasnya menegaskan. (ito/rok)