BOJONEGORO - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro, melakukan penutupan total sejumlah pasar hewan di wilayah setempat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penutupan sementara tersebut dilakukan di Pasar Hewan Baureno, Sumberjo, Balen, dan Pasar Hewan Padangan. Penutupan dilakukan hingga tanggal 4 Februari 2025 mendatang.
Kepala bidang kesehatan hewan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrahman mengatakan, penutupan pasar hewan akan diperpanjang jika wabah PMK masih belum terkendali.
“Kami juga berkolaborasi dengan BPBD melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan. Upaya ini kami lakukan untuk mencegah penyebaran PMK,” jelasnya kepada JTV, Jumat (24/01/2025).
Lutfi menambahkan, saat ini pihaknya juga melakukan penanganan pmk berupa penyuntikan vaksin, serta perawatan terhadap sapi yang terpapar Pmk.
“Hingga saat ini ada sebanyak 538 ekor sapi yang terindikasi PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 ekor sapi mati, dan 101 ekor sapi sudah sembuh, sementara sisanya masih dalam tahap pemulihan. Kasus terbanyak terjadi di kecamatan sekar,” paparnya.
Tak hanya itu, pihak Disnakkan Bojonegoro mengaku juga melakukan pencegahan lainnya dengan menggelar penyekatan di daerah yang menjadi jalur perlintasan keluar masuk ternak di wilayah setempat. (edo/rok)
Penutupan sementara tersebut dilakukan di Pasar Hewan Baureno, Sumberjo, Balen, dan Pasar Hewan Padangan. Penutupan dilakukan hingga tanggal 4 Februari 2025 mendatang.
Kepala bidang kesehatan hewan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrahman mengatakan, penutupan pasar hewan akan diperpanjang jika wabah PMK masih belum terkendali.
“Kami juga berkolaborasi dengan BPBD melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan. Upaya ini kami lakukan untuk mencegah penyebaran PMK,” jelasnya kepada JTV, Jumat (24/01/2025).
Lutfi menambahkan, saat ini pihaknya juga melakukan penanganan pmk berupa penyuntikan vaksin, serta perawatan terhadap sapi yang terpapar Pmk.
“Hingga saat ini ada sebanyak 538 ekor sapi yang terindikasi PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 ekor sapi mati, dan 101 ekor sapi sudah sembuh, sementara sisanya masih dalam tahap pemulihan. Kasus terbanyak terjadi di kecamatan sekar,” paparnya.
Tak hanya itu, pihak Disnakkan Bojonegoro mengaku juga melakukan pencegahan lainnya dengan menggelar penyekatan di daerah yang menjadi jalur perlintasan keluar masuk ternak di wilayah setempat. (edo/rok)