BOJONEGORO - Menjelang tahun baru Imlek 2576 Kongzili, umat Konghucu di Kabupaten Bojonegoro menggelar sembahyang Toa Pek Kong atau Sang Sin di Klenteng Hok Swie Bio setempat, Rabu (22/01/2025) sore. Sembahyang sang sin adalah ritual untuk mengantar dewa menghadap tuhan yang maha esa di langit sambil membawa catatan perilaku manusia.
Bidang peribadatan tempat ibadah tri dharma Hok Swie Bio Bojonegoro, Kho Tjhiang San menjelaskan, tradisi ini biasanya digelar seminggu menjelang perayaan tahun baru Imlek. Pada masa seminggu menjelang imlek, Toa Pek Kong dipercaya naik ke kayangan untuk melaporkan seluruh kejadian yang ada di bumi serta catatan setiap orang selama satu tahun ke belakang.
“Ritual dilakukan dengan membakar kertas berisi doa serta berdoa sambil memusatkan pikiran di depan altar. Setelahnya, digelar upacara pembersihan atau pencucian patung dewa atau rupang,” ungkapnya kepada JTV.
Lanjut Kho Tjhiang San, setelah sembahyang sang sin, dilakukan pembersihan ruangan tempat ibadah hingga patung-patung dibersihkan dan ditata kembali sesuai tempatnya masing-masing. Selain itu, juga dilakukan pemasangan pernak-pernik lampion untuk semarak tahun baru imlek.
“Tentu kami berharap dalam doa sembahyang sang sin akan mendapat berkah kebajikan. Terutama kemampuan dalam berperilaku, menjalani hidup yang berliku-liku dan penuh tantangan. Sehingga mampu bertindak bijaksana serta senantiasa beramal soleh terhadap sesama,” tegasnya.
Perlu diketahui, jika Imlek tahun 2025 ini adalah shio ular, dengan elemen kayu yang membawa makna mendalam tentang kebijaksanaan, kreativitas dan harmoni. (edo/rok)
Bidang peribadatan tempat ibadah tri dharma Hok Swie Bio Bojonegoro, Kho Tjhiang San menjelaskan, tradisi ini biasanya digelar seminggu menjelang perayaan tahun baru Imlek. Pada masa seminggu menjelang imlek, Toa Pek Kong dipercaya naik ke kayangan untuk melaporkan seluruh kejadian yang ada di bumi serta catatan setiap orang selama satu tahun ke belakang.
“Ritual dilakukan dengan membakar kertas berisi doa serta berdoa sambil memusatkan pikiran di depan altar. Setelahnya, digelar upacara pembersihan atau pencucian patung dewa atau rupang,” ungkapnya kepada JTV.
Lanjut Kho Tjhiang San, setelah sembahyang sang sin, dilakukan pembersihan ruangan tempat ibadah hingga patung-patung dibersihkan dan ditata kembali sesuai tempatnya masing-masing. Selain itu, juga dilakukan pemasangan pernak-pernik lampion untuk semarak tahun baru imlek.
“Tentu kami berharap dalam doa sembahyang sang sin akan mendapat berkah kebajikan. Terutama kemampuan dalam berperilaku, menjalani hidup yang berliku-liku dan penuh tantangan. Sehingga mampu bertindak bijaksana serta senantiasa beramal soleh terhadap sesama,” tegasnya.
Perlu diketahui, jika Imlek tahun 2025 ini adalah shio ular, dengan elemen kayu yang membawa makna mendalam tentang kebijaksanaan, kreativitas dan harmoni. (edo/rok)