BOJONEGORO - Para petani di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, sedang melakukan panen raya bawang merah. Meski hasil panen cukup bagus, namun musim panen raya ini, ternyata tidak disambut gembira oleh para petani setempat.
Mereka justru mengeluhkan rendahnya harga bawang merah pada musim panen kali ini. Bahkan, di tingkat petani, harga bawang merah, saat ini tinggal berada dikisaran 10 ribu rupiah per kilogram atau jauh dibawah harga normal pada musim sebelumnya yang mencapai harga 35 ribu rupiah tiap kilogramnya.
Salahsatu petani bawang merah, Jaswadi, menuturkan, secara kualitas hasil panen musim ini cukup baik, mencapai hampir empat kwintal untuk lahan tanam seluas seratus meter persegi.
“Namun karena harga bawang merah yang terlalu rendah, pendapatan petani menjadi berkurang atau bahkan nyaris merugi,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (29/01/2025).
Lanjut Jaswadi, hal ini disebabkan bertanam bawang merah musim ini, membutuhkan modal dan biaya yang tinggi. Yakni sekitar tiga juta rupiah untuk luas lahan tanam seratus meter persegi saja.
“Pengeluaran yang banyak itu kan untuk pembelian bibit unggul, perawatan, serta biaya untuk penyemprotan obat-obatan pencegah serangan hama dan penyakit. Jadi kalau dihitung, harga jual segini ya rugi mas,” imbuhnya.
Selain faktor cuaca dan hujan. Para petani menduga rendahnya harga bawang merah ini. Disebabkan stok bawang merah yang berlimpah bersamaan dengan musim panen raya di beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Diantaranya di wilayah Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem, Kepohbaru, dan Sugihwaras.
Atas kondisi ini. Petani bawang merah mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pada musim panen selanjutnya, harga bawang merah tak lagi anjlok, atau minimal bertahan diatas harga 20 ribu rupiah perkilogram.
“Kalau harga diatas dua puluh ribu kan petani bisa dapat keuntungan, sekaligus makin bersemangat untuk membudidayakan bawang merah. Kalau gini ya gimana mas, malah rugi,” keluh Jaswadi. (lim/rok)
Mereka justru mengeluhkan rendahnya harga bawang merah pada musim panen kali ini. Bahkan, di tingkat petani, harga bawang merah, saat ini tinggal berada dikisaran 10 ribu rupiah per kilogram atau jauh dibawah harga normal pada musim sebelumnya yang mencapai harga 35 ribu rupiah tiap kilogramnya.
Salahsatu petani bawang merah, Jaswadi, menuturkan, secara kualitas hasil panen musim ini cukup baik, mencapai hampir empat kwintal untuk lahan tanam seluas seratus meter persegi.
“Namun karena harga bawang merah yang terlalu rendah, pendapatan petani menjadi berkurang atau bahkan nyaris merugi,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (29/01/2025).
Lanjut Jaswadi, hal ini disebabkan bertanam bawang merah musim ini, membutuhkan modal dan biaya yang tinggi. Yakni sekitar tiga juta rupiah untuk luas lahan tanam seratus meter persegi saja.
“Pengeluaran yang banyak itu kan untuk pembelian bibit unggul, perawatan, serta biaya untuk penyemprotan obat-obatan pencegah serangan hama dan penyakit. Jadi kalau dihitung, harga jual segini ya rugi mas,” imbuhnya.
Selain faktor cuaca dan hujan. Para petani menduga rendahnya harga bawang merah ini. Disebabkan stok bawang merah yang berlimpah bersamaan dengan musim panen raya di beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Diantaranya di wilayah Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem, Kepohbaru, dan Sugihwaras.
Atas kondisi ini. Petani bawang merah mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pada musim panen selanjutnya, harga bawang merah tak lagi anjlok, atau minimal bertahan diatas harga 20 ribu rupiah perkilogram.
“Kalau harga diatas dua puluh ribu kan petani bisa dapat keuntungan, sekaligus makin bersemangat untuk membudidayakan bawang merah. Kalau gini ya gimana mas, malah rugi,” keluh Jaswadi. (lim/rok)