NGAWI - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ratusan sapi berdampak pada penurunan omzet penjualan pedagang daging sapi di sejumlah pasar hewan Kabupaten Ngawi. Kondisi tersebut salah satunya menimpa para pedagang daging sapi di Pasar Besar Ngawi, Senin (13/01/2025).
Di pasar setempat, para pedagang daging sapi mengeluhkan penurunan omzet penjualan daging sapinya yang menurun drastis hingga mencapai 300 persen akibat wabah pmk tersebut.
Salahsatu pedagang daging sapi, Siyam mengaku, sejak wabah PMK mulai merebak, omzet penjualan daging sapi yang sebelumnya laku 30 kilogram hingga 40 kilogram setiap harinya, kini menurun menjadi 10 kilogram setiap harinya.
“Banyak pembeli yang merasa khawatir dan bertanya apakah daging yang dijualnya sehat atau tidak. Soalnya kan lagi ramai PMK,” keluhnya kepada JTV.
Para pedagang daging sapi hanya berharap wabah PMK bisa segera teratasi, sehingga pembeli merasa nyaman dan omzet penjualannya kembali normal.
Sementara itu, di Kabupaten Ngawi sebanyak 707 sapi yang terserang wabah PMK, 83 sapi diantaranya mati mendadak, 165 sapi berhasil sembuh dan sisanya masih dalam perawatan. (ito/rok)
Di pasar setempat, para pedagang daging sapi mengeluhkan penurunan omzet penjualan daging sapinya yang menurun drastis hingga mencapai 300 persen akibat wabah pmk tersebut.
Salahsatu pedagang daging sapi, Siyam mengaku, sejak wabah PMK mulai merebak, omzet penjualan daging sapi yang sebelumnya laku 30 kilogram hingga 40 kilogram setiap harinya, kini menurun menjadi 10 kilogram setiap harinya.
“Banyak pembeli yang merasa khawatir dan bertanya apakah daging yang dijualnya sehat atau tidak. Soalnya kan lagi ramai PMK,” keluhnya kepada JTV.
Para pedagang daging sapi hanya berharap wabah PMK bisa segera teratasi, sehingga pembeli merasa nyaman dan omzet penjualannya kembali normal.
Sementara itu, di Kabupaten Ngawi sebanyak 707 sapi yang terserang wabah PMK, 83 sapi diantaranya mati mendadak, 165 sapi berhasil sembuh dan sisanya masih dalam perawatan. (ito/rok)