BOJONEGORO - Petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Bojonegoro bersama sejumlah pihak terkait, melakukan evakuasi terhadap empat bangkai sapi yang mengapung di Sungai Bengawan Solo setempat, Kamis (16/01/2025).
Pantauan JTV, kegiatan dilakukan di dua titik. Pertama di Sungai Bengawan Solo Kecamatan Padangan, Bojonegoro dan kedua di pintu air bendungan gerak Desa Padang, Kecamatan Trucuk.
Petugas Teknis Medik Veteriner Ahli Muda, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Aris Eko mengatakan, bangkai sapi tersebut di evakuasi lantaran mengeluarkan bau menyengat dan berpotensi mengganggu keberlangsungan ekosistem, menyebarkan penyakit, dan mencemari lingkungan.
Lanjutnya, sebanyak 4 ekor bangkai sapi yang diduga terkangkit PMK ditemukan mengapung di Bengawan Solo, 1 diantaranya di Kecamatan Padangan dan 3 lainnya di pintu air bendungan gerak.
“Proses evakuasi dilakukan menggunakan alat berat. Kemudian kita kubur di tepi sungai,” jelas Aris Eko.
Lebih lanjut, pihaknya belum bisa memastikan, apakah bangkai sapi tersebut terjangkit penyakit mulut dan kuku atau tidak. Namun demikian pihaknya menghimbau, agar masyarakat jangan membuang sapi yang sudah mati ke Sungai Bengawan Solo.
“Selain nanti mencemari lingkungan, bangkai sapi juga berpotensi menjadi penyebaran penyakit,” tegasnya. (edo/rok)
Pantauan JTV, kegiatan dilakukan di dua titik. Pertama di Sungai Bengawan Solo Kecamatan Padangan, Bojonegoro dan kedua di pintu air bendungan gerak Desa Padang, Kecamatan Trucuk.
Petugas Teknis Medik Veteriner Ahli Muda, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Aris Eko mengatakan, bangkai sapi tersebut di evakuasi lantaran mengeluarkan bau menyengat dan berpotensi mengganggu keberlangsungan ekosistem, menyebarkan penyakit, dan mencemari lingkungan.
Lanjutnya, sebanyak 4 ekor bangkai sapi yang diduga terkangkit PMK ditemukan mengapung di Bengawan Solo, 1 diantaranya di Kecamatan Padangan dan 3 lainnya di pintu air bendungan gerak.
“Proses evakuasi dilakukan menggunakan alat berat. Kemudian kita kubur di tepi sungai,” jelas Aris Eko.
Lebih lanjut, pihaknya belum bisa memastikan, apakah bangkai sapi tersebut terjangkit penyakit mulut dan kuku atau tidak. Namun demikian pihaknya menghimbau, agar masyarakat jangan membuang sapi yang sudah mati ke Sungai Bengawan Solo.
“Selain nanti mencemari lingkungan, bangkai sapi juga berpotensi menjadi penyebaran penyakit,” tegasnya. (edo/rok)
