TUBAN - Pertandingan lanjutan Babak 8 Besar Liga 2 yang berlangsung di Stadion Tuban Sport Center, Selasa (18/05/2025) sore, awalnya berjalan seru dan meriah. Kedua tim saling jual beli serangan hingga akhirnya Persela Lamongan kebobolan dan tertinggal 0-1 dari Persijap Jepara.
Para suporter Persela Lamongan yang kecewa dengan kepemimpinan wasit menyalakan flare, saat pertandingan memasuki menit 79. Namun, tak lama kemudian sejumlah suporter Persela justru turun dan berusaha menyerang wasit dan para pemain lawan.
Tak hanya memasuki lapangan, suporter juga merusak beberapa fasilitas stadion, mulai dari bangku pemain, papan sponsor, membakar gawang dan kursi, serta memecahkan kaca di ruangan bawah stadion. Kericuhan ini memaksa pertandingan antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara dihentikan.
Menanggapi aksi tersebut, Presiden Klub Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal mengatakan bersedia menerima sanksi dan mengganti seluruh kerusakan yang disebabkan oleh ulah suporter Persela.
“Saya menyadari suporter datang dengan harapan tinggi kepada kami. Dari sini kita juga harus belajar kalau kejadian ini merugikan tim (Persela). Ya pastinya sudah siap menerima sanksi,” jelasnya kepada JTV usai pertandingan.
Sementara itu, Kapolres Tuban, Akbp Oskar Syamsuddin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap para suporter yang akan masuk stadion. Bahkan, pemeriksaan dilakukan tiga tahap. Meski begitu, flare yang dibawa sejumlah suporter berhasil lolos.
“Pada pertandingan-pertandingan Persela yang digelar di Stadion Tuban Sport Center selalu aman terkendali. Namun, kali ini terjadi dinamika lain,” tegasnya.
Beruntung insiden kericuhan ini tidak menimbulkan korban jiwa. Hingga kini, pihak keamanan dan panitia pelaksana masih menyelidiki insiden ini, sementara PSSI berpotensi memberikan sanksi tegas terhadap Persela. (dzi/rok)
Para suporter Persela Lamongan yang kecewa dengan kepemimpinan wasit menyalakan flare, saat pertandingan memasuki menit 79. Namun, tak lama kemudian sejumlah suporter Persela justru turun dan berusaha menyerang wasit dan para pemain lawan.
Tak hanya memasuki lapangan, suporter juga merusak beberapa fasilitas stadion, mulai dari bangku pemain, papan sponsor, membakar gawang dan kursi, serta memecahkan kaca di ruangan bawah stadion. Kericuhan ini memaksa pertandingan antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara dihentikan.
Menanggapi aksi tersebut, Presiden Klub Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal mengatakan bersedia menerima sanksi dan mengganti seluruh kerusakan yang disebabkan oleh ulah suporter Persela.
“Saya menyadari suporter datang dengan harapan tinggi kepada kami. Dari sini kita juga harus belajar kalau kejadian ini merugikan tim (Persela). Ya pastinya sudah siap menerima sanksi,” jelasnya kepada JTV usai pertandingan.
Sementara itu, Kapolres Tuban, Akbp Oskar Syamsuddin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap para suporter yang akan masuk stadion. Bahkan, pemeriksaan dilakukan tiga tahap. Meski begitu, flare yang dibawa sejumlah suporter berhasil lolos.
“Pada pertandingan-pertandingan Persela yang digelar di Stadion Tuban Sport Center selalu aman terkendali. Namun, kali ini terjadi dinamika lain,” tegasnya.
Beruntung insiden kericuhan ini tidak menimbulkan korban jiwa. Hingga kini, pihak keamanan dan panitia pelaksana masih menyelidiki insiden ini, sementara PSSI berpotensi memberikan sanksi tegas terhadap Persela. (dzi/rok)
