JOMBANG - Devi Susanti, ibu rumah tangga asal Dusun Kalianyar, Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, sukses mengembangkan usaha camilan berbahan kulit ikan patin. Usaha yang dirintis sejak lima tahun silam ini, kini terus berkembang dan memilik banyak pelanggan.
Ibu berusia 41 tahun ini mengaku, setiap hari menyiapkan kulit patin untuk dimasak jadi camilan keripik. Caranya, kulit patin yang sudah didapatkan dari pengepul ini langsung dibersihkan dengan air mengalir. Sebelumnya, sisa-sisa daging ikan dibersihkan agar hasil dari kulit patin ini bisa maksimal.
Sambil direndam dengan garam kasar dan jeruk nipis untuk menghilangkan sisa amis, perempuan ini menyiapkan aneka bumbu rempah. Mulai dari jahe, daun jeruk, tumbar hingga bawang putih. Seluruh bumbu ini di blender jadi satu sebelum dicampur dengan tepung.
“Saat bahan sudah jadi, kulit patin di celupkan agar bumbunya menyatu dalam kulit patin sebelum dimasukan ke penggorengan,” jelasnya kepada JTV, Senin (24/02/2025).
Devi mengaku, mengawali usaha ini karena memang orangtua dan suaminya pernah menjadi pembudidaya ikan patin. Untuk memanfaatkan kulitnya dirinya mengikuti pelatihan yang digelar oleh dinas setempat.
“Dari situlah akhirnya saya tekun mengembangkan usaha rumahan ini,” imbuhnya.
Produk camilan keripik kulit patin ini kemudian dijual kepada para pelanggan di toko pusat oleh-oleh jombang, termasuk melayani pemesanan online.
Sementara harga termurah kemasan kecil dipatok 10 ribu rupiah, dengan jumlah produksi 25 toples kemasan per harinya. Selama bulan puasa dan lebaran, pesanan camilan keripik ini akan mengalami peningkatan drastis hingga mendekati lebaran. (ful/rok)
Ibu berusia 41 tahun ini mengaku, setiap hari menyiapkan kulit patin untuk dimasak jadi camilan keripik. Caranya, kulit patin yang sudah didapatkan dari pengepul ini langsung dibersihkan dengan air mengalir. Sebelumnya, sisa-sisa daging ikan dibersihkan agar hasil dari kulit patin ini bisa maksimal.
Sambil direndam dengan garam kasar dan jeruk nipis untuk menghilangkan sisa amis, perempuan ini menyiapkan aneka bumbu rempah. Mulai dari jahe, daun jeruk, tumbar hingga bawang putih. Seluruh bumbu ini di blender jadi satu sebelum dicampur dengan tepung.
“Saat bahan sudah jadi, kulit patin di celupkan agar bumbunya menyatu dalam kulit patin sebelum dimasukan ke penggorengan,” jelasnya kepada JTV, Senin (24/02/2025).
Devi mengaku, mengawali usaha ini karena memang orangtua dan suaminya pernah menjadi pembudidaya ikan patin. Untuk memanfaatkan kulitnya dirinya mengikuti pelatihan yang digelar oleh dinas setempat.
“Dari situlah akhirnya saya tekun mengembangkan usaha rumahan ini,” imbuhnya.
Produk camilan keripik kulit patin ini kemudian dijual kepada para pelanggan di toko pusat oleh-oleh jombang, termasuk melayani pemesanan online.
Sementara harga termurah kemasan kecil dipatok 10 ribu rupiah, dengan jumlah produksi 25 toples kemasan per harinya. Selama bulan puasa dan lebaran, pesanan camilan keripik ini akan mengalami peningkatan drastis hingga mendekati lebaran. (ful/rok)
