BOJONEGORO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro memperpanjang penutupan pasar hewan sampai 18 Februari 2025 mendatang. Hal ini dilakukan lantaran perkembangan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bojonegoro masih fluktuatif atau tidak stabil.
Kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Lutfi Nurrahman mengatakan, perpanjangan penutupan pasar hewan ini dikarenakan penyebaran PMK di wilayah setempat masih ada dan belum stabil, hal itu dipengaruhi juga dari cuaca yang tidak menentu sebulan terakhir.
“Selama penutupan pasar hewan tanggal 22 Januari 2025 hingga 04 Februari 2025 lalu, kami sudah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan PMK dengan menyemprotkan disinfektan di wilayah pasar hewan dan penyuntikan vaksin pada sapi,” jelasnya kepada JTV, Kamis (06/02/2025).
Lanjut Lutfi, diharapkan dengan penutupan yang diperpanjang, penyebaran PMK di Kabupaten Bojonegoro bisa segera teratasi.
“Penutupan pasar hewan di Kabupaten Bojonegoro kami lakukan di Pasar Hewan Baureno, Sumberrejo, Balen dan Padangan,” tandasnya. (lim/rok)
Kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Lutfi Nurrahman mengatakan, perpanjangan penutupan pasar hewan ini dikarenakan penyebaran PMK di wilayah setempat masih ada dan belum stabil, hal itu dipengaruhi juga dari cuaca yang tidak menentu sebulan terakhir.
“Selama penutupan pasar hewan tanggal 22 Januari 2025 hingga 04 Februari 2025 lalu, kami sudah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan PMK dengan menyemprotkan disinfektan di wilayah pasar hewan dan penyuntikan vaksin pada sapi,” jelasnya kepada JTV, Kamis (06/02/2025).
Lanjut Lutfi, diharapkan dengan penutupan yang diperpanjang, penyebaran PMK di Kabupaten Bojonegoro bisa segera teratasi.
“Penutupan pasar hewan di Kabupaten Bojonegoro kami lakukan di Pasar Hewan Baureno, Sumberrejo, Balen dan Padangan,” tandasnya. (lim/rok)